Indonesia, sebagai negara dengan keragaman budaya dan agama yang kaya, telah lama menjadi subjek perbincangan dan penelitian mengenai hubungan yang kompleks antara agama dan budaya dalam konteks masyarakat sosialnya. Dalam kerangka ini, perpaduan antara agama dan budaya telah membentuk landasan kuat bagi identitas dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Keanekaragaman etnis, bahasa, adat istiadat, dan agama-agama yang dianut menjadikan Indonesia sebagai laboratorium yang menarik untuk memahami bagaimana interaksi antara agama dan budaya dapat membentuk dinamika sosial yang unik.
      Berdasarkan hasil sensus penduduk bulan september 2020, jumlah penduduk Indonesia meningkat 32,57 juta jiwa dari 270,20 juta jiwa dan jumlah bahasa daerah sebanyak 718, jumlah pulau 17.491, jumlah propinsi 34, jumlah kabupaten/kota 514, dan  presentase berkeyakinan sebanyak 6 agama serta luas wilayah Indonesia 5.193.250 km2, terdiri dari luas daratan 1.919.440 km2 dan luas laut 3.273.250 km2.[1] Data-data tersebut menggambarkan begitu beragam dan begitu kaya serta betapa indahnya bangsa Indonesia. Indikator-indikator yang di gunakan untuk mengukur kemajemukan yaitu 1. Regulasi pemerintah kota (menyangkut rencana pembangunan, produk hukum dan kebijakan),2. Demografi agama (Adanya Perbedaan kepercayaan ), 3. Regulasi Sosial ( Dinamika masyarakat sipil, peristiwa di sekitar masyarakat ) 4. Dinamika kebudayaan (kebiasaan, suku dan ras), 5. Dinamika pendidikan, 6. Penerimaan masyarakat, 7. Bahasa sehari-hari, 8. Komposisi dan sebaran penduduk, serta hal-hal lain yang terkait.[2]
      Agama dan budaya memiliki peran penting dalam membentuk pola perilaku, norma, dan nilai dalam masyarakat. Kedua elemen ini sering kali saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Agama dapat menjadi salah satu pilar utama dalam membentuk budaya melalui tradisi keagamaan, ritual, dan simbol-simbol yang mempengaruhi tata nilai dan norma-norma yang dipegang oleh masyarakat.[3] Sebaliknya, budaya juga dapat membentuk interpretasi dan praktik agama yang unik, menciptakan variasi dalam cara agama dihayati dan dirayakan. Namun, hubungan antara agama dan budaya tidak selalu berjalan harmonis. Terkadang, perbedaan keyakinan agama dapat memicu konflik budaya atau bahkan pertentangan dalam masyarakat yang multikultural seperti Indonesia. Tantangan ini menimbulkan pertanyaan penting mengenai bagaimana masyarakat dapat menjaga keseimbangan antara kebebasan beragama dan identitas budaya, sambil tetap memelihara toleransi dan harmoni sosial.[4]
      Dalam konteks Indonesia, yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan beragam suku bangsa dengan tradisi keagamaan yang berbeda-beda, penelitian tentang hubungan agama dan budaya menjadi semakin penting. Bagaimana agama-agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan agama-agama tradisional lokal berbaur dengan budaya setempat? Bagaimana pengaruh agama dan budaya tercermin dalam seni, sastra, arsitektur, dan ritual? Bagaimana masyarakat Indonesia berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari, menghormati perbedaan agama dan budaya sambil membangun persatuan?
      Artikel jurnal ini bertujuan untuk menganalisis kompleksitas hubungan antara agama dan budaya dalam masyarakat sosial di Indonesia. Dengan melihat berbagai aspek seperti sejarah, tradisi, seni, dan interaksi sosial, artikel ini berusaha untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang bagaimana agama dan budaya saling membentuk dan memengaruhi, serta bagaimana dinamika ini berkembang dalam konteks masyarakat Indonesia yang multikultural. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang hubungan ini, diharapkan dapat ditemukan cara-cara untuk memajukan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan harmoni sosial di tengah kompleksitas masyarakat Indonesia yang beragam. Berikut penjelasannya:
Keragaman Agama dan Budaya di Indonesia
      Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman agama dan budaya. Negara ini terletak di antara dua benua besar, yaitu Asia dan Australia, serta menghubungkan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, sehingga menjadi tempat bertemunya berbagai pengaruh budaya dan agama dari berbagai belahan dunia. Di sisi lain, Indonesia mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan ribuan kelompok etnis, yang menghasilkan keragaman budaya dan agama yang sangat kaya. Agama-agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan kepercayaan-kepercayaan tradisional berkembang secara paralel dengan berbagai adat istiadat dan budaya lokal. Dalam masyarakat yang semacam ini, agama dan budaya saling tumpang tindih dan membentuk identitas kolektif yang unik.
      Kompleksitas kehidupan keagamaan di era globalisasi ini menghadapi tantangan dan perubahan yang sangat ekstrem berbeda dengan masa-masa sebelumnya karena dunia sekarang tengah memasuki era globalisasi. Di Era globalisasi ini juga mengakibatkan terjadinya perubahan radikal dalam semua aspek kehidupan, tak terkecuali bidang kehidupan keagamaan yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.[5] Kondisi inilah yang kemudian melahirkan suatu perubahan radikal yang sangat cepat dan mengakibatkan efek domino yang luar biasa masif, termasuk dalam perilaku beragama.Â
Lalu bagaimana cara kita memahami ajaran agama itu yang kemudian akan terwujud pada perilaku dalam kehidupan? Disinilah diperlukan pendidikan agama untuk menanamkan nilai moderasi beragama sebagai upaya untuk senantiasa menjaga agar keberagaman dan pemahaman terhadap agama tetap terjaga sesuai koridor sehingga tidak memunculkan cara beragama yang ekstrem. Di sisi lain, keragaman agama dan budaya di Indonesia telah memberikan warna dan kekayaan yang luar biasa. Namun, di tengah keragaman ini, Indonesia juga dihadapkan pada tantangan dalam memelihara kerukunan dan harmoni antara berbagai kelompok agama dan budaya yang berbeda.[6]
Agama sebagai Pemersatu dan Pembeda