Mohon tunggu...
PANGLIMA PERANG MELAWAN KHILAFAH
PANGLIMA PERANG MELAWAN KHILAFAH Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MELAWAN PEMBENTUKAN KHILAFAH DI NUSANTARA

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rakyat Tak Butuh dan Memilih Presiden [Karena] Iklan, Spanduk, Baliho

6 September 2013   18:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:15 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1378176891898149906
1378176891898149906

Jelang pergantian rezim pada 2014, banyak orang telah menyodorkan diri sendiri sebagai Kandidat Terbaik untuk NKRI; semuanya melakukan tebar pesona, tebar janji, tebar iklan. tebar spanduk, tebar baliho, dan (mungkin) tebar uang.

Cara tebar publikasi diri seperti itu, justru mengotori ruang publik, merusak pemandangan, serta menjadi sampah tata ruang. Namun, mereka, para kandidat presiden tersebut, seakan tak peduli; cuek-cuek saja, yang penting nama dan foto mereka dilihat serta terlihat publik.

Mungkin saja, para Kandidat tersebut berpikir bahwa, rakyat Indonesia akan terpesona serta percaya pada tulisan, kata-kata yang ada pada berbagai iklan tersebut. Sehingga mereka mengeluarkan biaya yang cukup aduhai, hanya demi memancing perhatian publik. Boleh, boleh saja sich.

Namun, rakyat percaya saja terhadap iklan-iklan tebar pesona tersebut!? Bisa ya .... mereka percaya; tapi seberapa banyak orang yang percaya!? Mungkin tak seberapa, tapi apa boleh buat, yang penting diomongin orang sebagai Kandidat Presiden.

Tetapi, menurut saya, rakyat, termasuk saya, tak butuh Seorang Presiden untuk NKRI karena atau berdasar Iklan (di media sosial, tv, online, cetak), Spanduk, Baliho dan seterusnya. Sekali lagi, rakyat tak butuh semuanya itu.

Di samping itu, saya setuju dengan pendapat bahwa, seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan lebih dari yang dipimpin. Ia, harus mempunyai Ethos, Pathos, dan Logos

ETHOS, merupakan karakter moral yang baik dan diterima oleh siapapun, ia mampu melakukan pendekatan dengan/melalui cara-cara atau perilaku hidupnya yang baik dan bermartabat

PATHOS, kemampuan membuka jalan untuk orang lain; mampu menyentuh perasaan dan emosi seseorang melalui teladan hidup dan kehidupan.

LOGOS, kemampuan mengukapkan kata-kata yang dapat atau mampu meyakinkan orang lain, sehingga mereka mendapat pengetahuan baru ataupun berkembang secara intelektual dan kecerdasannya

Tanpa itu, ringkasan pemikiran Aristoteles tersebut, maka jangan berharap rakyat memilih Kandidat-kandidata beriklan itu.

Jadinya, nanti pilih Kandidat Presiden, yang sekarang belum beriklan; siapa dia!?Tentu dia bukan Panglima Perang Melawan Khilafah, karena saya cuma

MELAWAN PEMBENTUKAN KHILAFAH DI NUSANTARA

13784611191349266535
13784611191349266535

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun