Mohon tunggu...
Reliska WinkaIssafila
Reliska WinkaIssafila Mohon Tunggu... Penulis - Penyuka aksara

Surround yourself with really good thoughts😊

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Reform in Islamic Education for The Contribution of Bachelor

8 Juli 2020   12:56 Diperbarui: 8 Juli 2020   13:00 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan islam sejak lama menarik banyak kalangan  untuk membuat berbagai diskusi dan perbincangan dari yang santai hingga serius. Dengan tema-tema yang beragam pun akhirnya menjadi pembahasan dari seminar hinga kelas internasional bahkan dalam bentuk publikasi. Hal ini tentu menjadi keunggulan untuk memformulasikan kajian yang dinamis dalam pendidikan Islam. 

Awal mulanya diadakan "First World Conference on Muslim Education" yang berlangsung di Makkah pada tahun 1997. Sejak saat itu diadakan kegiatan yang hampir sama. Seperti kegiatan tahun 2011 yaitu konferensi internasional Reform in Islamic Education di universitas Cambridge. Lalu, disebutkan bahwa reformasi dalam pendidikan Islam adalah salah satu proyek yang utama dari pembaharuan dan reformasi Islam, untuk masyarakat muslim sejak awal abad kedua puluh dan seterusnya.

Reformasi di bidang pendidikan Islam pun mengalami kontra dari beberapa masyarakat Muslim yang menaruh curiga bahwa reformasi hanya akan mengarahkan siswa Muslim untuk menjauh dari Islam dan teralihkan pada paham sekularisme. Namun, pada peristiwa 9 September 2001 di Amerika Serikat, gagasan dan upaya reformasi pendidikan Islam sebenarnya mendapatkan sebuah momentum baru. Jika di tinjau lebih lanjut, akar penyebab radikalime dikalangan umat Islam adalah pendidikan Islam yang dianggap sebagai institusi kuno merupakan salah satu unsur yang penting.

Memaknai Reformasi Pendidikan Islam

Gagasan reformasi islam yang dilihat dari sudut pandang pemikiran adalah usaha mengungkapkan nilai-nilai yang essensial dan menjelaskan hal yang berkaitan erat dengan Islam yang disalahtafsirkan orang ;   atau suatu pemikiran dan metode atau sistem yang berdasarkan atas kritik yang konstruktif  yang hanya mengakui nilai Islam untuk menuntun umat Islam. 

Berlangsungnya reformasi pendidikan islam di Indonesia pun dimaknai melalui perjalanannya berbeda dari Negara lainnya yakni terjadinya kolaborasi peran serta Negara dan masyarakat. Sebelumnya lahir dari kesadaran masyarkat pada pendidikan Islam di Indonesia. Kedua belah pihak ini pun saling mendukung, sehingga dapat dilihat banyak pendidikan Islam yang terlembagakan secara formal.

Landasan Pembaharuan pendidikan Islam

Orientasi  segi keilmuan yang dikembangkan pendidikan Islam pada ranah theosentris ilmu-ilmu ketuhanan namun kurang peduli pada ranah antrophosentris yaitu ilmu-ilmu umum dan kealaman. Kondisi ini terus berlanjut dengan nuansa kenormatifannya-sedang bersamaan pintu ijtihad ditutup menganggap segala hal sudah final. Sedangkan, barat sudah mulai beralih kepada antroposentris dan ilmu-ilmu profan hingga melahirkan beragam penemuan baru. Hasil pendidikan yang demikian dipastikan tidak menghasilkan ilmuwan muslim yang dapat membangunkan tidur panjang Islam dari lemahnya penguasaan ilmu pengetahuan.

Resistensi terhadap pembaharuan pendidikan Islam

Di Indonesia, gelombang pembaharuan juga sebelumnya sudah terjadi di dunia Islam lainnya pada abad ke 19. Arah baru pendidikan yang ditawarkan Abduh, Jamaluddin Al Afghani, Fazlurrahman, dan oleh beberapa intelektual muslim selalu menghadapi resistensi di setiap masa. Ada yang mampu kesadaran  membuka masyarakat namun ada pula yang belum mampu berbuat banyak karena kuatnya penguasa dan arus dominan penolakan pada waktu itu.

Dengan begitu, dapat dijelaskan bahwa pembaharuan pendidikan Islam terutama di Indonesia tidak terjadi begitu saja. Ada banyak factor yang mengalami benturan baik aspek politik, teologi, sosial, dan kebudayaan menjadi alasan yang dapat di lihat dari sejarahnya.

Kontribusi Lulusan Pendidikan

Suatu sistem pendidikan terdiri dari banyak komponen seperti mahasiswa, dosen, karyawan, program pendidikan, sarana dan prasarana, manajemen, dan administrasi, proses pendidikan, dan lingkungan sekitar. Pada akhirnya, semua komponen tersebut menjadi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan satu dengan yang lain, saling berkaitan (interralation), saling mempengaruhi (interaction) dan saling ketergantungan (interdepency). Program studi pendidikan Agama Islam merupakan suatu sistem pendidikan melaksanakan sejumlah fungsi yaitu  pendidikan dan pembelajaran, administrasi, pelaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaran kegiatan dan penyusunan.

Hasil dari pendidikan merupakan segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya kegiatan pendidikan secara langsung. Pada program studi Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari kontribusi lulusannya pada lembaga pendidikan seperti pada sekolah menengah dan madrasah. Sarjana pendidikan agama islam pun diarahkan pada profesi guru.

Secara tidak langsung, kontribusi lulusan dapat dilihat dari pelaksanaan kerja atau kinerja para sarjana pendidikan agama islam pada sejumlah lembaga pendiidkan tersebut. Kinerja yang dimaksud merupakan sikap professional seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Setiap pribadi memiliki jabatan atau pekerjaan tertentu selalu terkait dengan sejumlah tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukannya. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang dimaksud merupakan pengekspresian seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki seorang serta menuntut adanya kepemilikan yang penuh dan menyeluruh. Dengan demikian, munculnya kinerja seseorang merupakan wujud dari tanggung jawab seseorang pada profesi yang sedang dijalaninya.

Peningkatan kualitas kinerja tersebut dapat dilakukan dengan strategi antara lain strategi substantif, yakni dengan melakukan sentuhan terhadap kemampuan atau kompetensi dasar yang dikembangkan yaitu mengenal Tuhan, menjadi diri sendiri, mampu berbuat, pengetahuan, hidup bermasyarakat, mengenal ciptaan Tuhan.

Hal ini berkaitan dengan pembinaan profesionalisme guru, maka ada dua program atau strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan melalu asosiasi keguruan, dan program pre service training serta in service training. Asosiasi guru yang ada di Indonesia antara lain Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan forum-forum ilmiah lainnya. Sedangkan pembinaan melalui program pelatihan dalam jabatan dilakukan sesuai dengan program kerja yang telah diatur atau ditetapkan oleh instansi terkait.

Pada akhirnya reformasi  pendidikan, desentralisasi dan otonomisasi dalam lembaga pendidikan harus dimanfaatkan sebagai upaya kreatif dalam melaksanakan pendidikan di masing-masing lembaga. Dan harus memberikan tawaran nuansa baru dan pendidikan Islam yang berdaya saing. Hal ini memberikan kebebasan untuk mandiri dan mampu berdiri tanpa harus selalu menunggu bantuan dari pemerintah. Dengan demikian peran pemerintah juga memiliki andil yang besar dalam memajukan pendidikan Islam di Indonesia. Kolaborasi disetiap elemen dapat memperkuat lahirnya lulusan yang mampu bersaing dan berkualitas secara nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun