Mohon tunggu...
Religius Perdana
Religius Perdana Mohon Tunggu... DEVELOPER PROPERTI -

Karena produktifitas tidak hanya dilihat dari kuantitas, tapi juga kualitas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ladies, 2 Tantangan Ini Bisa Mengancam Kepercayaan Dirimu

29 April 2017   20:17 Diperbarui: 30 April 2017   13:03 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: www.bbc.com
Sumber: www.bbc.com
Ada lagi tantangan yang menggunakan selembar kertas HVS ukuran A4 sebagai alat ujinya yang biasa disebut dengan A4 Waist Challenge. Kertas HVS ini diletakkan dengan posisi tegak (vertical) didepan perut. Jika bagian perut sudah tertutupi sepenuhnya dengan kertas itu, dapat dikatakan langsing. Saya sudah mencobanya, dan berhasil. Tapi dengan cara saya sendiri: kertas HVS saya letakkan dengan posisi mendatar (horizontal).

Berikutnya, ada tantangan dengan menggunakan iPhone 6, yang memiliki lebar sekitar 138 milimeter. Jika biasanya bagian atas pinggul yang jadi sasaran, kali ini sebaliknya. Ponsel tadi diletakkan secara mendatar di depan kedua kaki yang tertutup. Jika iPhone 6 tadi mampu menutupi permukaan lutut, dapat dikatakan langsing. Ketika saya ingin mencobanya, saya baru sadar bahwa saya tidak punya produk Apple sama sekali. Tak ada rotan, akar pun jadi. Tak kehabisan akal, saya menggunakan laptop sebagai pengganti ponsel. Dan, (lagi-lagi) berhasil!

Banyak perempuan, terutama kalangan anak muda yang berlomba-lomba untuk melakukan tantangan tersebut. Jika berhasil, dengan bangga akan dipamerkan di media sosial. Lalu banyak orang yang akan menuliskan komentar “body goals”, sama persis dengan caption yang biasanya dituliskan.

Sebentar, bagaimana dengan yang tidak berhasil? Banyak dari mereka yang kurang percaya diri karena memiliki tubuh yang gemuk. Tragisnya, ini berbanding lurus dengan budaya yang berkembang saat ini: merendahkan orang-orang bertubuh gemuk. Banyak muncul jokes-jokes murahan yang menyindir volume tubuh seseorang. Body shaming. Mungkin akan coba saya bahas di tulisan berikutnya.

Mencapai tubuh yang ideal itu baik, tapi jangan berlebihan. Tidak sedikit yang sampai sakit-sakitan untuk mencapai berat badan yang diinginkan. Bila perlu, konsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Perlu diingat, kesehatan merupakan investasi paling penting setelah urusan surgawi. Karena hal yang berkaitan dengan ibadah adalah yang terpenting, katanya.

Hal yang berkaitan dengan kesehatan jiwa juga tidak boleh disepelekan. Kembangkan soft skill, kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi. Ini penting. Sesekali berlibur dan rekreasi juga tidak boleh dianggap enteng. Hidup itu perlu keseimbangan.

Perlu ditelaah lagi apa yang menjadi motivasi untuk mencapai tubuh ideal. Apakah benar-benar keinginan pribadi, atau untuk mendapatkan apresiasi dari orang lain? Jangan sampai demi angka like, comment, dan share tubuh kita menjadi korbannya.

Seorang artis bernama Victoria Principal pernah berkata: “I believe that how you feel is very important to how you look - that healthy equals beautiful”. Perasaan merupakan elemen yang sangat penting dan berpengaruh. Perbanyak bersyukur. Mari kita perbaiki mind set yang menjerumuskan. Salam!

Oleh: Religius Perdana Purba

www.begadanger.blogspot.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun