Di masyarakat kita sendiri orang masih cenderung prihatin kasihan terhadap orang tua yang tidak bisa menebus bayinya dari rumah sakit ketimbang prihatin melihat orang tua tadi tidak membatasi kehamilan mereka.
Memiliki seorang anak merupakan sebuah kebahagiaan namun memaksa seorang anak hidup dalam keterbatasan itu merupakan dosa dari kedua orangtuanya.
Pemahaman yang  dianut adalah anak-anak harapan yang mampu mengubah status ekonomi orang tuanya, sehingga muncullah istilah banyak anak banyak rezeki.
 Disini saya akan merangkum beberapa Point yang dapat anda gunakan sebagai indikator Kapan waktu terbaik untuk memiliki anak
Siap mental sebagai orang tua
Menjadi orangtua bukan hal yang mudah banyak anak-anak yang ketika dewasa menjadi gelandangan, koruptor, pelaku pemerkosaan, pelaku KDRT berasal dari keluarga maupun orang tua yang abusive.Â
Orang tua yang cenderung melakukan kekerasan untuk mendidik anaknya. Tipe orang tua seperti ini biasanya terpaksa untuk memiliki anak karena desakan dari lingkaran keluarganya. mereka belum siap mendengar rengekan anak rewelnya anak-anak dan biaya anak yang besar. ketidak ikhlasan ini Mengarahkan mereka pada sikap yang cenderung menyalahkan anak.
Contohnya pasangan muda yang baru menikah cenderung memiliki tingkat emosi yang masih naik turun, minim komunikasi dan cenderung bertengkar hebat. tidak jarang penyelesaian dilakukan dengan kekerasan.
Dalam hal ini anak cenderung menjadi korban. tidak tahu menahu bisa dipukul disiksa, hingga dibunuh.
Dalam kasus ini jauh lebih baik sebelum merencanakan memiliki anak Anda berkomunikasi terlebih dahulu. tanyakan pada diri kalian sendiri siapkah memiliki anak? Â siapkah Anda berbagi kasur? siapkah Anda berbagi waktu untuk menyusui anak? siapkah anda mengurangi jatah jajan untuk membeli susu anak? relakah anda kehilangan masa-masa pacaran untuk bersama mengurus anak?
Jika jika pertanyaan-pertanyaan ini mampu anda jawab dengan mantap maka anda layak menjadi orang tua yang mengasuh anak dengan baik