Wilayah Colol di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, terkenal dengan komoditas kopi. Kopi Colol sudah terkenal di mana-mana, hingga ke Eropa dan Amerika. Kopi menjadi primadona.
Secara administratif, Colol dibagi menjadi empat desa, yaitu Desa Ulu Wae, Desa Colol, Desa Wejang Mali, dan Desa Rende Nao.
Belum ada data resmi terkait jumlah petani kopi di wilayah Colol. Tetapi, secara kasat mata, hampir 99% warga Colol punya tanaman kopi. Ada banyak jenis kopi yang ditanam, seperti arabika, robusta, yellow caturra, juria, dan lainnya.
Data Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Timur tahun 2020 menyebutkan bahwa total luas lahan kopi arabika di Kabupaten itu mencapai 6.194,47 Ha dengan produksi mencapai 2.617,82 ton. Kopi robusta 14.468,70 Ha dengan produksi mencapai 6.075,31 ton.Â
Dari jumlah tersebut, Colol yang berada di Kecamatan Lamba Leda Timur itu, menjadi salah satu wilayah penyumbang hasil kopi terbanyak di Manggarai Timur.
Usaha Produktif
Sebagai daerah penghasil kopi, kini geliat generasi millenial Colol untuk membuka usaha-usaha produktif sudah mulai nampak.Â
Ada beberapa komunitas petani dan anak muda di wilayah Colol, kini membangun usaha kreatif-produktif untuk menaikkan harga kopi di tingkat petani.
Sebut saja Kopi Tuk, kopi bubuk kemasan yang diolah secara tradisional oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Suka Maju - sebuah komunitas yang anggotanya adalah petani kopi di Desa Colol.
Mereka memproduksi tepung kopi dengan cara tradisional, mulai dari proses sangrai hingga menjadi tepung.
Kini, Kopi Tuk sudah dikirim hingga ke Jerman dan Australia. Dampaknya, harga kopi perlahan mulai naik di tingkat petani.
Selain KUBe Suka Maju, ada juga Komunitas Gejur Dite yang memproduksi gelang dari biji kopi, dan Komunitas Koker yang memproduksi kopi kemasan.
Geliat usaha produktif ini tentunya tidak bisa berjalan mulus tanpa adanya dukungan dari pihak lain, baik pemeeintah maupun lembaga-lembaga keuangan seperti bank, koperasi dan lainnya.
Harapannya, semangat komunitas-komunitas ini tetap hidup hingga petani-petani kopi di Colol benar-benar sejahtera. Tentunya, agar tetap eksis, komunitas-komunitas ini harus didukung melalui modal usaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H