Secara keseluruhan, kepemimpinan simbolis Ahok dan kesediaannya untuk terlibat langsung dengan masyarakat sangat penting untuk mendapatkan kepercayaan dan dukungan masyarakat. Dengan memprioritaskan visibilitas, aksesibilitas, dan transparansi, Ahok menunjukkan bahwa ia adalah seorang pemimpin yang mendengarkan suara warga dan memperhatikan kebutuhan serta kekhawatiran mereka dengan serius.
Manuver Politik Mengelola Oposisi
Political frame ini menunjukkan bahwa para pemimpin bersaing memperebutkan kekuasaan dan sumber daya, dengan memperhatikan dinamika kekuasaan, konflik dan pembangunan koalisi (Bolman & Deal, 2017, h.184).
Ahok mampu mengatasi oposisi dan memajukan agenda reformasinya. Keterampilan dan manuver politiknya yang mahir sangat penting bagi kemampuannya mendorong perubahan sebagai pemimpin Jakarta. Dari sudut pandang political frame, ini menunjukkan bahwa Ahok berusaha untuk terus meningkatkan hubungannya dengan koalisi atau oposisi baik yang tergabung dari individu dan kelompok kepentingan lainnya, berikut beberapa contoh upaya yang telah dilakukan oleh Ahok saat menjabat sebagai gubernur.Â
- Membentuk Aliansi
Ahok secara aktif membentuk aliansi dengan partai-partai politik dan tokoh-tokoh berpengaruh untuk mendapatkan dukungan mereka. Dengan mendapatkan dukungan dari para politisi dan tokoh masyarakat yang memiliki pandangan reformis, Ahok mampu memajukan kebijakannya meski menghadapi keberatan. Misalnya saja, Ahok yang bersekutu dengan Partai Nasdem dan reformis penting seperti Sofyan Djalil dan Ruhut Sitompul, mendapatkan dukungan mereka atas program-programnya.
- Mengkooptasi Musuh
Ahok juga mengkooptasi calon musuh dengan memberi mereka posisi di pemerintahannya. Misalnya, Ahok menunjuk saingan politik dan pesaingnya pada Pilgub 2012, Fauzi Bowo, sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Langkah ini membantu menetralisir Fauzi sebagai lawan dan mengamankan kerjasamanya.
- Menggalang Dukungan Publik
Ahok secara aktif menggalang dukungan masyarakat terhadap agenda reformasinya melalui media sosial dan keterlibatan publik. Dengan menyampaikan langsung kepada warga Jakarta dan menjelaskan perlunya perubahan, Ahok mampu menggalang dukungan rakyat yang memperkuat posisinya melawan lawan politik. Dukungan masyarakat menjadi penyeimbang penting yang memungkinkan Ahok untuk terus melakukan perubahan yang tidak disukai oleh beberapa kelompok elit.
Berinvestasi pada Sumber Daya ManusiaÂ
Human Resource Frame menunjukkan bahwa pemimpin berfokus pada kebutuhan manusia, hubungan dan budaya organisasi. Pemimpin harus melihat masalah sebagai sesuatu yang berkaitan dengan motivasi, pemberdayaan, dan hubungan (Bolman & Deal, 2017, h.118)
Ahok merekrut,pemberdayaan, dan mempromosikan berdasarkan prestasi, bukan ikatan pribadi. Dia mempekerjakan individu-individu berkualifikasi tinggi untuk menduduki posisi-posisi kepemimpinan utama, dan menilai mereka berdasarkan kompetensi dan keahlian. Misalnya, Ahok menunjuk para ahli dengan latar belakang teknis sebagai direktur di instansi seperti Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum.
Untuk memperkuat kapasitas organisasi, Ahok merestrukturisasi lembaga-lembaga kota dan memperkenalkan insentif berbasis kinerja. Dia menggabungkan lembaga-lembaga yang tumpang tindih dan mengalokasikan kembali sumber daya untuk meningkatkan efisiensi operasional. Ahok juga menaikan gaji dan kemajuan karier PNS dengan kinerja dan kontribusi mereka. Hal ini meningkatkan produktivitas dan motivasi kerja.
Penutup
Ahok menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin yang efektif dan efisien. tindakan yang dicerminkan merupakan pemimpin dengan sikap yang dominan pada structural frame dan simbolik pada masa jabatannya menunjukkan bagaimana seorang pemimpin struktural dapat mencapai banyak hal, Hal ini dibuktikan dengan cara kerjanya yang membenahi, bukan mengganti aturan atau kebijakan yang ada.Dengan berfokus pada tugas, sasaran, dan hasil, ia mampu mencapai banyak hal dan mendorong reformasi yang sulit. Namun, gayanya yang blak-blakan, tegas dan fokus pada efisiensi dibandingkan hubungan. kemungkinan besar berkontribusi pada kejatuhannya, Ahok memberikan kisah peringatan bagi para pemimpin tentang pentingnya memahami audiens Anda, membangun koneksi, dan memilih kata-kata dengan bijak. Pemimpin yang efektif perlu menyeimbangkan berbagai orientasi kepemimpinan agar sesuai dengan situasi yang berbeda.Â
Daftar Pustaka
Bolman, L. G., & Deal, T. E. (2017). Reframing organizations: Artistry, Choice, and Leadership (6th ed.). Jossey-Bass: New Jersey.
Tempo.co (2017). Ahok Pemimpin Paling Tegas dan Berwibawa. Dilansir dari https://pilkada.tempo.co/read/842072/survei-poltracking-ahok-pemimpin-paling-tegas-dan-berwibawa pada 26 September 2023.
Katadata.co.id (2017). Poltracking: Ahok Paling Tegas Namun Kurang Santun. Dilansir dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/02/08/poltracking-ahok-paling-tegas-namun-kurang-santun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H