Eh, serius loh ya, saya nangis waktu itu, soalnya cerpen yang mau di ikut lombakan ada di sana. Mau bilang apa saya pada guru pembimbing.
Begitu pula denga kakak saya, mampus sekripsinya hangus tanpa bekas.Â
Entah lah buat simpen apa itu si mungil. Hingga sakit keras dan kandas mengenaskan.
Kedua :
Oke fix, nangis ala bombaynya kita stop. Karena saya ingat punya beberapa salinannya di kompi. (nama komputer saya dulu).
Satu bab cerita selesai, dan beberapa cadangan cerpen kasaran (masih belum jadi, dan alurnya masih enga jelas). Jadi masih keburu kirim cerpen yang mau di ikutin ke lomba. (aman lah)
Namun belum rampung sampai di situ aja. Petaka kembali melanda saat saya mau ikut lomba Karya Tulis Ilmiah, belum happyending kalo belum terkirim karyanya.Â
Ceritanya saya diam-diam mau ikut lomba KIR, tanpa sepengetahuan sekolah saya dulu.Â
Tinggl di print ceritanya, ceritanya loh ya.
Eh, tapi ini nyata kok, bukan mengada-ada, cuma sedikit hyperbola.
Apalah daya saya yang hanya seorang hamba biasa-biasa aja. Motherbord si kompi njebluk, sepisan menehNJEBLUK sodaraaa, karena keseringan buat main game. (nangis ngerung-ngerung).