Mohon tunggu...
Christopher Reinhart
Christopher Reinhart Mohon Tunggu... Sejarawan - Sejarawan

Christopher Reinhart adalah peneliti sejarah kolonial Asia Tenggara. Sejak 2022, ia merupakan konsultan riset di Nanyang Techological University (NTU), Singapura. Sebelumnya, ia pernah menjadi peneliti tamu di Koninklijke Bibliotheek, Belanda (2021); asisten peneliti di Universitas Cardiff, Inggris (2019-20); dan asisten peneliti Prof. Peter Carey dari Universitas Oxford (2020-22).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tentang Pendapat Seorang Pemuka Buddhis Indonesia mengenai LGBT

27 Januari 2023   07:42 Diperbarui: 8 Februari 2023   01:00 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barisan Rupang Buddha di Nikko, Jepang (Jan Adriani, Koleksi Rijksmuseum, 1907)

Daftar Sumber dan Bacaan Lanjutan

Brahm, Ajahn. 2009. Hidup Senang Mati Tenang. Jakarta: Ehipassiko Foundation.

Dagpo Rinpoche. 2019. Memahami Duka dan Terbebas Darinya. Jakarta: Padi Emas.

Ikeda, Daisaku. 1993. Buddhisme Seribu Tahun Pertama. Jakarta: Indira.

Tiwary, Mahesh. 1989. Perspective on Buddhist Ethics. Delhi: Department of Buddhis Studies, Delhi University.

Tsongkhapa, Je. 2011--2019. Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan. Bandung: Kadam Choeling. 3 jilid.

Penulis

Christopher Reinhart adalah peneliti bidang sejarah kolonial wilayah Asia Tenggara dan Indonesia. Ia merupakan peneliti pada School of Humanities, Nanyang Techological University (NTU) Singapura. Pada tahun 2021, ia menjadi peneliti tamu di Koninklijke Bibliotheek (Perpustakaan Nasional Belanda) dalam proyek penelitian digitalisasi teks-teks sejarah periode kolonial Indonesia menggunakan kecerdasan buatan (AI). Pada tahun 2019 hingga 2020, ia terlibat dalam penelitian tentang kuli kontrak Tionghoa di Hindia Belanda (periode abad ke-19 dan 20) yang diinisiasi oleh Universitas Cardiff. Sepanjang tahun 2020 hingga 2022, ia merupakan asisten peneliti dari Prof. Peter Carey dari Universitas Oxford.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun