Dalam penceritaan Zainuddin (1966) Din kemudian menyatakan bahwa suaminya telah syahid di jalan Allah. Dengan membunuh Umar, Belanda sesungguhnya telah menciptakan seorang pemimpin perang lain yang akan lebih susah ditaklukkan dan memakan biaya perang yang jauh lebih besar.
Kekuatan Pasukan Din
Setelah memberikan penghormatan pada jenazah Umar, Din kemudian mengambil alih sisa pasukan dan memimpinnya sendiri untuk angkat senjata melawan Belanda. Tahap perang Aceh setelah 1899 saat Din turut serta secara langsung tersebut adalah tahap yang menghabiskan porsi terbesar kas Hindia Belanda. Biaya yang mahal ini disebabkan oleh banyaknya biaya yang termakan oleh tipu daya pasukan Aceh yang pada titik itu telah masuk ke hutan-hutan.Â
Di antara pasukan Aceh yang berperang secara terpencar-pencar, pasukan Din memiliki kekhususan. Din menciptakan siasat agar pasukan dapat bergerak secara mobil. Dengan kata lain, pasukan dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu cepat.
Hal ini dapat disertai dengan jejak atau tanpa jejak dengan tujuan mengecoh pasukan Belanda. Kekhasan pasukan Din tersebut membuat serdadu yang paling berpengalaman sekalipun tidak dapat menangkap mereka.Â
Dalam laporan-laporan sersan Belanda, dituliskan bahwa gerak pasukan ini seperti kijang yang sangat cepat. Dalam satu waktu, pasukan dengan sangat piawai membersihkan sisa-sisa permukiman sementara mereka agar tidak dapat diikuti Belanda.
Pasukan Din juga mengirim orang untuk melakukan pengintaian dari tempat tinggi sehingga dapat memberikan sinyal bahaya. Perlawanan Din tersebut pada akhirnya sangat menyusahkan Belanda.Â
Pasukan Belanda tidak dapat bermukin dengan tenang di kampung-kampung karena takut akan diserang secara tiba-tiba oleh pasukan Din. Sejak zaman hidupnya Teuku Umar, ketakutan Belanda sesungguhnya sudah ditujukan kepada Din. Di Negeri Belanda, beredar lagu yang berbunyi "[...] aan een touw Teuku Umar en zijn vrouw [...]" yang artinya "[...] gantung Teuku Umar dan istrinya [...]".Â
Baca juga: Perjalanan Wisata Ziarah ke Makam Cut Nyak Dien di Sumedang
Kesuksesan pasukan Din sesungguhnya disebabkan sebagiannya oleh kekuatan surat menyurat di antara para pejuang dan petinggi Aceh. Hal ini menjamin suplai makanan dan kebutuhan lainnya.
Cut Nyak Din: Panglima yang Ditakuti Belanda