Mohon tunggu...
Reihan Rahadian
Reihan Rahadian Mohon Tunggu... -

menggali, melawan, tersenyum.

Selanjutnya

Tutup

Money

Siapkah Bank BUMN Menghadapi Pasar Bebas ASEAN?

6 Mei 2014   20:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sadarkah anda bahwa kekuatan perbankan di Indonesia saat ini jauh tertinggal dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya?. Apalagi tahun 2015 nanti akan diwujudkan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dimana kekuatan masing-masing negara anggota dalam bidang ekonomi akan menjadi persaingan terbuka. Sungguh sangat disayangkan apabila Indonesia tidak bisa bersaing diposisi teratas dan tertindas oleh negara-negara lain yang memiliki sistem perbankan yang lebih kuat.

Daftar bank terbesar di ASEAN (sumber Bloomberg)

Berdasarkan urutan bank yang memiliki aset kapital tersebut bahkan bank BCA selaku bank swasta malah lebih tinggi dibandingkan dengan bank Mandiri yang selaku bank BUMN. Bank BCA memiliki kapitalisasi 20,6 miliar US$, sedikit melampui bank Mandiri sendiri sebesar 15,9 miliar US$. Tentu ini sedikit disayangkan karena seharusnya bank pemerintah Indonesia sendiri yang seharusnya memiliki aset lebih besar agar bisa berkontribusi langsung dalam persaingan MEA tersebut.

Menurut data Katadata yang dikutip dari vivanews , PT Bank Mandiri Tbk yang memiliki aset terbesar di Indonesia masih berada di urutan keenam Asia Tenggara dari sisi kapitalisasi pasar. Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk menempati peringkat kelima.

Bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di ASEAN dipegang oleh DBS dengan US$26,5 miliar. Kedua, OCBC dengan kapitalisasi US$24,2 miliar.

Peringkat ketiga diduduki UOB dengan kapitalisasi US$23,1 miliar. Tiga bank besar itu merupakan bank asal Singapura. Sedangkan peringkat keempat diduduki oleh bank Malaysia, Maybank, dengan kapitalisasi US$21,4 miliar.

Untuk kategori modal, Indonesia menduduki peringkat ketujuh, yaitu Bank Mandiri dengan modal US$6,7 miliar. Peringkat pertama ditempati DBS dengan modal US$26,3 miliar.

Peringkat kedua OCBC sebesar US$20,2 miliar, dan UOB menempati peringkat ketiga dengan modal US$18,4 miliar. Selanjutnya dua bank Malaysia, Maybank dan CIMB berada di peringkat empat dan lima dengan modal masing-masing US$10,5 miliar dan US$8,7 miliar. Bank asal Thailand, Bangkok Bank mengalahkan Indonesia di posisi enam dengan modal US$7,8 miliar.

Kekuatan bank asing di dalam negeri pun tidak bisa dipadang sebelah mata. Contohnya saja market share bank asing pada tahun 2013 meningkat tiga kali lipat dibanding empat tahun lalu. Meskipun bank pemerintah masih mendominasi dinegeri ini, bukan hal yang tidak mungkin disaat MEA terwujud akan banyak bank-bank dari negara anggota ASEAN lainnya yang akan melakukan penetrasi ke Indonesia.

Indonesia memang memiliki 120 bank namun apakah semua bank tersebut masih mampu bersaing disaat menghadapi MEA?.

Menurut pengamat perbankan Ryan Kiryanto, mesti ada tindakan OJK untuk membuat roadmap khusus untuk perbankan yang didalamnya harus melakukan konsolidasi perbankan. Pasalnya dengan konsolidasi, bank-bank dengan kategori menengah kebawah dapat melakukan perencanaan modal dengan kuat. Tindakan ini tentu seharusnya segera diwujudkan.

Salah satu langkah awal yang bisa dilakukan yaitu mempercepat konsolidasi perbankan terutama antara Bank BUMN. Untuk sekarang ini, Bank Mandiri dan Bank BTN sepertinya harus segera melakukan konsolidasi karena dengan gabungan kedua bank  ini akan membentuk sebuah sistem perbankan yang cukup kuat dimana Bank Mandiri merupakan bank yang memiliki aset dan jaringan terluas di Indonesia dan Bank BTN yang memiliki keunggulan di sektor kredit perumahan rakyat. Ini akan menjadi andalan Indonesia untuk bersaing dan berekspansi ke negara-negara lainnya sehingga menjadikan perbankan Indonesia tidak tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun