Mohon tunggu...
Reidnash Heesa
Reidnash Heesa Mohon Tunggu... Insinyur - Mohon Tunggu....

Penjelajah | Penikmat Sajak | Pecinta Rembulan | Pejalan Kaki

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Mudasiana] Semangat Sumpah Pemuda, Semangat Perubahan!

28 Oktober 2015   15:33 Diperbarui: 28 Oktober 2015   15:41 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlibat dengan kegiatan organisasi baik itu di lingkungan kampus maupun di lingkungan gereja juga menjadi bagian dari aktivitas mengisi waktu di masa-masa muda Hendri dan Vicky. Ada yang menarik dari pengalaman mereka berdua saat mereka memutuskan untuk bergabung dengan sebuah komunitas keagamaan di kota Jogja. Mereka tidak bermaksud untuk menyombongkan diri dengan kisah ini.

 

Lihatlah foto bangunan gereja di atas, tempat Hendri & Vicky belajar agama, beribadah dan melayani. Bangunan ini masih berdiri megah hingga hari ini di kota Medan. Sesampainya di kota Jogja, mereka harus belajar rendah hati untuk beribadah dan melayani di sebuah pos pelayanan yang bahkan belum memiliki gedung sendiri dan harus beribadah dengan menumpang di sebuah sekolah milik yayasan lain.

 

Selain itu, di pos tersebut (seperti foto di atas), jumlah kepala keluarga yang menetap/ber-jemaat di sana tidak sebanding dengan jumlah muda mudi yang bergabung sehingga persoalan umum pun muncul seperti keterbatasan dana dalam melakukan pelayanan sosial. Akhirnya Hendri, Vicky dan teman-teman muda-mudi lainnya harus bergerak sendiri menyingsingkan lengan baju untuk mencari dan mengumpulkan dana sosial seperti berjualan koran, berjualan pakaian dan barang-barang bekas. Inilah semangat perubahan yang ke-lima, semangat rendah hati, memupuk sifat sabar, serta kesediaan berbagi dengan siapa saja dalam segala kondisi bahkan situasi yang paling sulit.

Muda-Mudi kini tidak lagi berjuang memegang senjata membela negeri, Muda-Mudi kini tidak lagi berjuang melawan kolonialisme seperti pada masa zaman penjajahan Belanda atau Jepang, tetapi dengan semangat yang masih sama seperti generasi muda pendahulu mereka, Muda-Mudi kini berjuang untuk harapan dan cita-cita mereka, Muda-Mudi kini berjuang melawan hal-hal yang dapat meruntuhkan semangat dan cita-cita para pendahulu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hendri, Vicky hanyalah dua sosok pemuda di antara ratusan juta pemuda-pemudi Indonesia. Aksi nyata mereka tidak akan memberikan kontribusi berarti bagi NKRI jika hanya dilakukan berdua, namun dibutuhkan lebih banyak lagi sosok-sosok muda seperti mereka sehingga aksi nyata bersama ini menjadikan pemuda-pemudi Indonesia sebagai fondasi yang kuat untuk pembangunan NKRI berkelanjutan seperti cita-cita yang tertuang dalam filosofi Pancasila dan amanah Undang-undang Dasar 1945.

Demikianlah kisah nyata singkat dari dua anak muda yang sudah bersedia berbagi pengalaman. Terima kasih untuk Hendri, terima kasih untuk Vicky. Kisah ini boleh berakhir untuk hari ini, tetapi tidak untuk setiap untaian semangat muda yang penuh antusias dan pasti akan ditularkan kembali di sesi event Mudasiana berikutnya.

Selamat Hari Sumpah Pemuda dan Salam Mudasiana !

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Mudasiana  dan  FB Mudasiana

sumber ilustrasi : dokumentasi pribadi Hendri, Vicky dan teman-teman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun