Jalinan hubungan Angel dengan pria, katakanlah saja pria yang terakhir (masih ada harapan semu? semoga ini benar yang paling akhir dari pertualangan cintamu Angel, amin, red.) sedang memasuki tahap kerumitan. Bermula dari perkenalan di sebuah pertemuan malam, Ryan, yang memang sejak awal dikagumi oleh Angel, mulai melakukan komunikasi secara rutin melalui fitur sebuah messenger.
Tanpa disadari oleh Ryan, komunikasi ini membuat Angel mulai memahami perhatian yang diberikan kepadanya bukanlah perhatian biasa seperti teman-teman pria lainnya. Angel sungguh menikmati kebersamaan ini, walaupun jarang bertatap muka secara langsung karena Ryan harus berdomisili di luar kota, dengan jaraknya sangat jauh, harus menyeberangi sungai dan lautan, tepatnya Angel - Ryan terpisah oleh beda pulau.
Seperti biasanya, Angel menunggu balasan pesan text message dari Ryan, setelah mereka membahas beberapa topik ringan, tiba-tiba Ryan mengirim pesan singkat ini.
“Apakah kamu sayang padaku?”
Singkat cerita, bermula dari pertanyaan tersebut, akhirnya hubungan komunikasi Angel dan Ryan mulai membeku.
Seorang pria menanyakan tentang rasa sayang dan cinta kepada seorang wanita yang memang sudah mengaguminya dari awal pertama kali berkenalan.
Teman-teman,
Apakah pertanyaan ini menuntut kejujuran?
Layak-kah pertanyaan itu dilakukan dengan cara demikian?
Memberikan jawaban yang jujur, sungguh dilema bagi Angel. Dilema untuk menjawab antara ya atau tidak. Dengan konsekuensi yang ada, mengatakan tidak adalah hal yang tak mungkin.
Sejak berjumpa pada pandangan pertama telah muncul rasa suka, ada ‘tanda-tanda’ sayang di hati Angel untuk Ryan.