Mohon tunggu...
Reidhia Salsabila
Reidhia Salsabila Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negosiasi dalam Politik Indonesia

5 Juli 2023   07:18 Diperbarui: 5 Juli 2023   07:22 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan Presiden 2014:

Dalam pemilihan presiden Indonesia pada tahun 2014, terjadi negosiasi politik yang intens untuk membentuk koalisi politik yang mendukung calon presiden. Dua kandidat utama yang bersaing adalah Joko Widodo (Jokowi) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Prabowo Subianto dari Gerindra. Setelah pemilihan legislatif, negosiasi politik dilakukan untuk membentuk koalisi yang cukup untuk memperoleh mayoritas dukungan di parlemen.

Dalam proses negosiasi tersebut, PDIP membangun koalisi dengan beberapa partai politik seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Nasional Demokrat (NasDem). Koalisi ini kemudian dikenal sebagai Koalisi Indonesia Hebat atau Jokowi-JK. Mereka berhasil membentuk koalisi yang cukup kuat untuk mendukung Jokowi sebagai calon presiden.

Negosiasi politik juga terjadi antara partai-partai politik di kubu Prabowo untuk membentuk koalisi yang meliputi Gerindra, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Koalisi ini dikenal sebagai Koalisi Merah Putih. Prabowo menjadi calon presiden dari koalisi ini.

 

Pemilihan Presiden 2019:

Pada pemilihan presiden 2019, negosiasi politik kembali terjadi untuk membentuk koalisi politik. Jokowi maju kembali sebagai calon presiden dari PDIP dan berhasil membentuk koalisi dengan sejumlah partai politik seperti PKB, NasDem, dan Partai Golkar. Koalisi ini dikenal sebagai Koalisi Indonesia Kerja atau Jokowi-Ma'ruf Amin.

Sementara itu, Prabowo kembali menjadi calon presiden dan membangun koalisi dengan partai-partai politik seperti Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat, yang dikenal sebagai Koalisi Indonesia Adil Makmur.

Negosiasi politik yang intens terjadi untuk membangun koalisi yang kuat dan memperoleh dukungan dari partai politik dalam rangka memenangkan pemilihan presiden.

Contoh-contoh tersebut mencerminkan bagaimana negosiasi politik di Indonesia dapat mempengaruhi pembentukan koalisi politik dan penentuan calon presiden. Selama proses negosiasi, partai politik berupaya untuk mencapai kesepakatan dan membangun dukungan yang memadai untuk mencapai tujuan politik mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun