Mohon tunggu...
Regi Oktavia
Regi Oktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jambi

Mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 dari Universitas Jambi di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tulisan ini merupakan hasil media monitoring tentang komunikasi dan pengelolaan krisis untuk luaran mata kuliah Issue and Crisis Management, Konsentrasi Public Relations, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dosen Pengampu : Tria Patrianti, S.Sos., M.I.Kom.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Brand Lokal Ternama Paksa 30 Pegawai Mengundurkan Diri Hingga Ganti Rugi Puluhan Juta, Ada Apa?

10 November 2022   10:03 Diperbarui: 10 November 2022   10:08 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuitan kronologi pada akun @diahlarasatip https://bit.ly/3UFYEu2Image caption

Pada 4 November 2022, Twitter sempat dihebohkan dengan sebuah  thread yang diunggah oleh salah satu pengguna twitter dengan akun @diahlarasatip mengenai salah satu brand lokal ternama di Indonesia diduga memaksa 30 pegawai mengundurkan diri hingga ganti rugi puluhan juta.

Hal ini dikarenakan ditemukannya barang minus. Akun twitter @diahlarasatip tidak menyebutkan nama brandnya tetapi netizen langsung menduga nama brandnya berdasarkan surat yang di lampirkan pada cuitan akun tersebut.

Surat pemberitahuan pengunduran gaji https://bit.ly/3UFYEu2Image caption
Surat pemberitahuan pengunduran gaji https://bit.ly/3UFYEu2Image caption

Pada tanggal 19-20 Oktober 2022 store mereka melakukan stock opname dan ditemukan ada minus barang hingga 1000 lebih. Tim Operational Store tidak tinggal diam, mereka langsung melaksanakan penelurusan. Berdasarkan penelurusan yang ada, beberapa barang tidak terscan dan tidak ada datanya didalam hasil stock opname tersebut. Terbukti hasil stock opname itu tidak maksimal dan tentunya pasti banyak barang yang tidak terscan.

Tim Operational Store menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang membuat barang distore minus. Seperti faktor eksternal pintu keluar masuk sensormatic yang sudah tidak berfungsi dan eror. Padahal Tim Operational Store sudah melapor untuk diperbaiki namun hingga satu tahun tidak kunjung diperbaiki. Faktor selanjutnya adalah faktor sistem yang tidak memotong quantity pada saat transaksi namun sistem selalu balance. Hal ini sudah sering terjadi dan sudah dilaporkan kepada pihak IT dan Inventory. 

Pemilik akun tersebut menyatakan bahwa barang tersebut hanya beberapa quantity yang terpantau dan mungkin banyak transaksi yang tidak terpotong dan tentunya tidak terpantau. Faktor selanjutnya adalah faktor alokasi barang (Transfer Out dan Transfer In). Faktor yang terakhir adalah faktor internal, namun pemilik akun tersebut menyebutkan bahwa mereka tidak yakin. Hal ini dikarenakan dari total 1000 lebih quantity yang hilang dalam setahun maka dapat disimpulkan bahwa 1 orang perhari bisa mengambil 4-5 barang. Namun hal ini dianggap tidak masuk akal, karena disetiap adanya transaksi selalu ada security dibelakang kasir untuk mengawasi transaksi tersebut dan setiap pegawai yang keluar masuk selalu diminta datanya dan dilakukan bodycheck dan cek tas serta distore memiliki 40 titik cctv sehingga jika ada yang melakukan pencurian dapat diketahui dengan mudah.

Pihak Erigo dan PIC Store pun melakukan diskusi, namun sayangnya solusi yang ditemui hanya disuruh ganti rugi dengan membayar ratusan juta tanpa dicicil ataupun dipotong gaji. Dikarenakan tidak bisa mengganti rugi pihak Erigo minta PIC mengundurkan diri dengan isi surat pernyataan tanpa paksaan dan dengan rasa sadar. Selain PIC, pihak Store juga meminta ganti rugi puluhan juta kepada pegawai tanpa dicicil atau mengundurkan diri. Namun setelah mengundurkan diri, ternyata baru dikasih tahu bahwa mereka tidak mendapatkan gaji dikarenakan untuk menggantikan barang yang minus.

Jumlah yang harus di ganti rugi oleh pegawai https://bit.ly/3UFYEu2Image caption
Jumlah yang harus di ganti rugi oleh pegawai https://bit.ly/3UFYEu2Image caption

Lalu HRD yang seharusnya bersikap netral ketika ada masalah antara pegawai dan perusahaan malah membuat status yang seakan-akan menuduh adanya pegawai yang mencuri dan bilang jangan merasa menjadi yang paling tersakiti.

Status WhatsApp HRD perusahaan https://bit.ly/3UFYEu2Image caption
Status WhatsApp HRD perusahaan https://bit.ly/3UFYEu2Image caption

Setelah itu pihak management mengumpulkan para PIC dan pegawai untuk melakukan negosisasi mengenai pengeluaran gaji. Namun, tetap saja setelah sampai 2 jam dini hari lebih bernegosiasi pihak management tetap tidak bisa mengeluarkan gaji PIC dan pegawai. Sehingga pihak PIC dan pegawai pulang dengan putus asa dengan hasil tidak memuaskan sebagai pengangguran dan tidak digaji setelah 1 bulan bekerja.

Hal ini pun sudah dapat dikatakan sebagai krisis, karena dapat dilihat berdasarkan kronologi yang terjadi yang menimbulkan permasalahan. Krisis digambarkan sebagai sebuah kejadian atau peristiwa yang dapat berpotensi menimbulkan kekacuan atau perubahan didalam suatu lingkungan. Jika didalam suatu perusahaan terjadinya krisis maka dapat membahayakan image serta reputasi perusahaan tersebut. Jika krisis diketahui oleh publik maka akan mengakibatkan muncul prespektif negatif terhadap perusahaan atau citra seseorang.

Maka dari itu dibutuhkannya peran seorang public relations dalam merumuskan proses perencanaan program komunisakasi untuk penanganan krisis ini dengan baik. Sebagai seorang public relations, penanganan krisis perlu dilakukan dengan strategi yang tepat agar masalah dapat terselesaikan tanpa dapat merusakan nama perushaan didepan para konsumen. Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan yakni :

  • Responsif dan transparan
  • Pemetaan dampak krisis yang terjadi
  • Pentingnya spokeperson dengan kemampuan komunikasi baik
  • Sejumlah Do's dan Don'ts dalam penanganan krisis

Menurut Darling pada jurnalnya yang berjudul Crisis Management in International Business: Keys to Effective Decision Making pengelolaan krisis manajemen melewati tahapan-tahapan yaitu :

  • Before the crisis merupakan tahapan dimana krisis belum terjadi. Namun dibagian tahapan ini terbagi menjadi dua bagian yakni persiapan dan perencanaan.
  • During the crisis merupakan tahapan dimana krisis mulai terjadi dan melibatkan pihak-pihak untuk mengatasi krisis yang menimpa pada suatu perusahaan. Ada tiga bagian pada tahapan ini yakni mengumpulkan pengamatan, package dimana pada tahapan ini wajib menunjukkan informasi yang relevan dengan kondisi yang terjadi kepada stakeholder, lalu yang terakhir adalah menyampaikan pesan secara cepat dan tepat kepada media.
  • After the crisis merupakan tahapan terakhir ketika krisis terjadi. Pada tahapan ini perlu dilakukannya evaluasi atas penanganan strategi yang dilakukan pada saat krisis terjadi agar dapat diketahui apakah krisis ini memberikan dampak atau memang perlu pembenahan

Tahapan-tahapan ini perlu dilakukan agar pihak perusahaan mendapatkan berbagai respon sehingga respon tersebut dapat memungkinkan agar perusahaan dapat melanjutkan pekerjaan sehari-hari selama krisis sedang dikelola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun