Mohon tunggu...
Regina Virza Rachmawati
Regina Virza Rachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I dream, believe and make it happen.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hindu Kaharingan? Emang Ada?

29 Agustus 2020   19:58 Diperbarui: 30 Agustus 2020   21:40 3030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian tau gak sih? Ternyata ada agama yang namanya Kaharingan dan agama tersebut masih eksis hingga sekarang. Hanya saja tidak banyak orang yang mengetahuinya. Agama Kaharingan atau yang sekarang dikenal dengan Hindu Kaharingan merupakan salah satu agama lokal yang berasal dari kesukuan Dayak di daerah Kalimantan. Kaharingan diperkirakan sudah ada sejak manusia pertama di Nusantara. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya penemuan sandung (tempat yang terbuat dari kayu ulin penyimpanan tulang) pada upacara yang biasanya dilakukan oleh penganut Kaharingan. Agama Kaharingan berkembang pada tahun 1957 di perkampungan suku Dayak, Kalimantan. Mayoritas penganut Kaharingan menghuni di daerah Kabupaten Palangkaraya.

Kaharingan sendiri memiliki arti yaitu tumbuh atau hidup, seperti dalam istilah danum kaharingan (air kehidupan).  Kitab suci agama mereka adalah Panaturan dan buku-buku agama lain,seperti Talatah Basarah (Kumpulan Doa), Tawar (petunjuk tata cara meminta pertolonganTuhan dengan upacara menabur beras), dan sebagainya.

Kaharingan percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Ranying Hatalla Langit), dianut secara turun temurun dan dihayati oleh masyarakat Dayak di Kalimantan. Salah satu ibadah dalam agama Kaharingan adalah Ibadah Basarah yang diartikan "menyerahkan segala kepasrahan kita kepada Tuhan Ranying Hatalla" . Ibadah ini dilakukan dengan membentuk lingkaran mengelilingi sangku (tambak raja) yang diletakkan di atas meja dan simbol pohon batang haring (pohon kehidupan) yang diujungnya terdapat burung Anggang (Enggang) . Masing-masing umat mengumpulkan uang di tempat dupa sebagai simbol untuk memberikan rezeki dari uang yang mereka dapatkan selama semingguuntuk kegiatan agama.

Menurut Wikepedia, Kaharingan ini pertama kali diperkenalkan oleh Tjilik Riwut tahun 1944, saat ia menjabat Residen Sampit yang berkedudukan di Banjarmasin tahun 1945, pendudukan Jepang mengajukan Kaharingan sebagai penyebutan agama Dayak. Sementara pada masa Orde Baru, para penganutnya berintegrasi dengan Hindu, menjadi Hindu Kaharingan.

Buat yang bingung, apa sih bedanya agama Hindu dengan Hindu Kaharingan. Menurut penulis, Hindu bisa diartikan sebagai suatu agama atau keyakinan, kepercayaan dari sebagian penduduk republik indonesia sebagai dasar untuk menjaga satu keharmonisan dalam kehidupan kepada tuhan yang maha esa sesama umat manusia dan manusia dengan roh atau leluhur sehingga tercapainya ketenangan jiwa. Sedangkan kaharingan adalah suatu agama atau kepercayaan atau keyakinan asli bagi penduduk pribumi suku dayak di kalimantan khususnya Kalimantan Tengah.

Karena pemerintah Indonesia mewajibkan penduduk dan warganegara untuk menganut salah satu agama yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia, sejak 20 April 1980 . Kaharingan dikategorikan sebagai salah satu cabang dalam agama Hindu (Hindu Kaharingan), seperti halnya Tollotangg pada suku Bugis yang memiliki persamaan dalam penggunaan sarana kehidupan dalam melaksanakan ritual untuk korban (sesaji) yang dalam agama Hindu disebut Yadnya kemudian menjadi Hindu Tollotang.

Sumber foto: Aditya Sucipto
Sumber foto: Aditya Sucipto

Menurut saya, kaharingan juga memiliki tradisi budaya yang sangat menarik, seperti agama yang lainnya,. Baserah, baserah ini dilakukan setiap hari kamis merupakan ritual unik dari Kaharingan. Ada juga ritual penamaan bayi atau yang disebut Nanuhan, juga ada upacara pernikahan yang disebut  Lunak Hakaja Pating. Dalam tradisi-tradisi seperti ini pemerintah tidak melarang Kaharingan untuk merayakannya. Hanya saja yaitu tadi, agama ini belum sepenuhnya diakui di Pemerintahan Indonesia.

Tak hanya pernikahan dan kelahiran, agama Kaharingan juga memperingati kematian. Nah, untuk kematian, mereka akan melakukan sebuah upacara super mahal yang bernama Tiwah. Disebut mahal karena untuk menggelontorkan upacara ini seseorang setidaknya harus menyediakan uang sekitar Rp 200 jutaan bahkan lebih. Upacara ini dilakukan dengan mengumpulkan binatang ternak yang ditempatkan di pusat lingkaran yang terdiri dari manusia-manusia.

Kemudian gendang ditabuh dan orang-orang yang membuat lingkaran tadi mulai menari sambil bergerak memutar. Lalu dalam satu sesi, para keluarga yang meninggal itu menombak hewan-hewan ternak tersebut. Setelah binatangnya mati, kemudian mereka akan bergerak memutar lagi. Biasanya upacara ini dilakukan oleh banyak orang sekaligus. Hal itu dirasa lebih ringan daripada menggelar Tiwah sendiri yang memakan biaya sebanyak itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun