DOSEN PENGAMPUH : PROF. DR. NOVIANTY DJAFRI S,PD.I M,PD,I
abstrak
Dalam Buku Etika dan Profesi Kependidikan karya Barnawi & Mohammad Arifin. (2012) menjelaskan tentang profesionalitas guru dari berbagai sudut pandang. Juga membahas prinsip-prinsip etika yang harus dipegang oleh para pendidik dalam melaksanakan tugas profesional mereka. Pada hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, ditemukan beberapa masalah terkait profesionalitas guru yang dimana pada proses pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif di dalam pembelajaran dan keterbatasan media yang digunakan. Sehingga pada proses pembelajaran guru dituntut untuk memberikan materi sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. Suasana belajar yang kondusif juga dapat memengaruhi proses pembelajaran, karena beberapa siswa sering tidak fokus di dalam kelas dikarenakan situasi yang tidak nyaman bagi siswa.
pendahuluan
Dijelaskan dalam jurnal of education bahwa guru harus mulai membuka diri juga kepada peran barunya, meski tidak benar-benar baru yakni sebagai motivator dan fasilitator. Ini sesuai dengan pembelajaran modern di mana guru dipandang sebagai fasilitator, tutor bukan lagi melulu sebagai pembicara di depan kelas. Karenanya pada makalah ini kami akan membawakan tema: "Peran guru dalam pembelajaran" yang dikhususkan cakupannya kepada peran guru sebagai motivator dan fasilitator. Pembelajaran adalah suatu usaha atau upaya dari pendidik untuk memfasilitasi peserta didik agar tercapainya penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap (Hanafy, 2014: 74). Pembelajaran juga bisa berarti suatu proses untuk mengkondisikan suasana belajar yang paling sesuai bagi siswa oleh guru agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Berbicara mengenai peran guru dalam pembelajaran agaknya perlu diberi pengertian terlebih dahulu mengenai apa itu pembelajaran. Â Pembelajaran berasal dari akar kata "belajar" yang mendapat awalan "pe" dan akhiran "an" yang berarti "proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar" (Anwar: 2011: 21). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I dalam ketentuan umum disebutkan tentang definisi pembelajaran yaitu "proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar".Â
Guru merupakan ujung tombak pendidikan yang bertanggung jawab pada kualitas generasi penerus bangsa, dan dapat dikatakan guru menjadi kunci penting dalam keberhasilan pendidikan pada peserta didik. Namun peran guru bukan hanya sebagai media mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi guru juga sebagai motivator bagi siswa agar memiliki prestasi belajar yang baik (Manizar, 2015). Menurut Sopian (2016) pada proses pendidikan dan pengajaran membutuhkan guru yang berkualitas, yang artinya selain menguasai mata pelajaran dan metode pengajaran, guru juga harus memahami dasar-dasar pendidikan.
Ordway Tead yang dikutip Sarwoto3 "management is the process and agency which direct and guides the operations of an organizatioin in the realizing of established aims". (Manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan).
Maka, manajemen kelas adalah suatu bentuk penyelenggaraan proses belajar siswa, atau suatu bentuk usaha guru dalam menciptakan kondisi belajar siswa yang kondusif dan memeliharanya bila terjadi suatu kendala ke arah tujuan pembelajaran yang lebih efektif.
metodologi
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan observasi terlebih dahulu untuk meneliti proses pembelajaran di sekolah khususnya peran guru serta strategi dalam pembelajaran yang ada di SMP Negeri 7 Kota Gorontalo.  Untuk dapat mengumpulkan data yang akan dianalisis, peneliti akan mewawancarai  salah seorang guru pemegang mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri 7 Kota Gorontalo. Dengan proses wawancara yang akan dilakukan  yaitu untuk mengetahui  peran guru serta  strategi guru dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 7 Kota Gorontalo  khususnya kelas IX.  Dalam observasi ini, peneliti akan melakukan dokumentasi berupa foto, dan digunakan untuk alat pembantu dalam pengumupulan data yang berhubungan dengan penelitian sebagai bukti bahwa peneliti benar--benar seadang melakukan penelitan.
hasil dan pembahasan
Pada observasi yang dilakukan di SMP Negeri 7 Kota Gorontalo peneliti memeberikan beberapa pertanyaan kepada guru, yang pertama tentang bagaimana jika pada saat guru memberikan pertanyaan siswa tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut dan jawaban dari guru yaitu dimana pada saat guru memberikan pertanyaan kemudian ridak dapat dijawab oleh siswa maka guru harus mengulang Kembali isi dari materi yang telah diajarkn dan memastikan Kembali bahwa siswa tersebut mengerti atau tidak Ketika guru melemparkan pertanyaan kepada siswa tersebut.
Pertanyaan kedua yang diberikan oleh peneliti yaitu apa kendala seorang guru dalam mengembangkan pembelajaran di kelas, jawaban dari guru yakni kendala dalam mengembangkan pembelajaran dikelas meliputi media yang digunakan. Di beberapa kelas sebagian besar siswa dapat memahami materi dengan baik dengan klasifikasi seperti kelas A bisa memahami isi materi secara audio, kelas B bisa memahami materi secara visual, dan kelas C memahami materi secara audio visual. Jadi guru tersebut harus menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan cara pemahaman mereka atau media yang mereka pahami. Kondisi kelas pun menjadi salah satu kendala yang lainnya karena beberapa kelas diisi oleh siswa-siswa yang berbeda sifat dan karakternya sehingga cara menanganinya pun berbeda-beda tiap siswa.
Pertanyaan ketiga yang diberikan oleh peneliti yaitu permasalahan apa saja yang dihadapi  oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas, jawaban dari guru yakni terkait dengan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran di kelas yaitu siswa yang memiliki sifat dan karakteristik yang masuk dalam kategori nakal dapat mengganggu proses pembelajaran di kelas karena jika ad keributan di kelas maka fokus dari beberapa siswa akan teralihkan kepada siswa yang nakal tersebut. Kemudian menghadapi karakter siswa yang tidak percaya diri dan kurang aktif dalam proses pembelajaran, mengabaikan tanggung jawab yang telah diberikan oleh guru dan kesulitan dalam membuat siswa fokus pada pembelajaran.
Pertanyaaan keempat yang diberikan oleh peneliti yakni kesulitan apa saja yang dihadapi oleh seorang guru dalam melaksanakan semua proses keterampilan  mengajar, kemudian  guru menjelaskan bahwa kesulitannya terletak pada siswa itu sendiri karena Ketika siswa tidak percaya diri maka sebagai seorang guru akan kesulitan untuk mengembangkan keterampilan siswa, jadi siswa terlebih  dahulu harus dibuat yakin dan percaya diri dengan kemampuan mereka agar siswa tersebut dapat mengembangkan kreativitas masing-masing, jadi secara umum kesulitan yang dihadapi guru lebih kepada bagaimana cara memberikan dukungan kepada siswa agar siswa merasa perlu untuk mengembangkan keterampilan mereka.
kesimpulan
Kesimpulannya adalah bahwa profesionalisme pendidik/guru merupakan faktor kunci dalam menciptakan pendidikan berkualitas tinggi di Indonesia. Pengembangan kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran sangat diperlukan agar siswa dapat terlibat secara aktif dalam belajar. Lingkungan belajar yang menyenangkan juga menjadi prasyarat bagi keberhasilan proses pendidikan.Peran pendidik tidak hanya terbatas pada penyampaian materi pelajaran tetapi juga mencakup bimbingan karakter siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Selain itu, mewujudkan kelas yang aman dan sehat merupakan tanggung jawab bersama antara guru dan pihak sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H