hasil dan pembahasan
Pada observasi yang dilakukan di SMP Negeri 7 Kota Gorontalo peneliti memeberikan beberapa pertanyaan kepada guru, yang pertama tentang bagaimana jika pada saat guru memberikan pertanyaan siswa tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut dan jawaban dari guru yaitu dimana pada saat guru memberikan pertanyaan kemudian ridak dapat dijawab oleh siswa maka guru harus mengulang Kembali isi dari materi yang telah diajarkn dan memastikan Kembali bahwa siswa tersebut mengerti atau tidak Ketika guru melemparkan pertanyaan kepada siswa tersebut.
Pertanyaan kedua yang diberikan oleh peneliti yaitu apa kendala seorang guru dalam mengembangkan pembelajaran di kelas, jawaban dari guru yakni kendala dalam mengembangkan pembelajaran dikelas meliputi media yang digunakan. Di beberapa kelas sebagian besar siswa dapat memahami materi dengan baik dengan klasifikasi seperti kelas A bisa memahami isi materi secara audio, kelas B bisa memahami materi secara visual, dan kelas C memahami materi secara audio visual. Jadi guru tersebut harus menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan cara pemahaman mereka atau media yang mereka pahami. Kondisi kelas pun menjadi salah satu kendala yang lainnya karena beberapa kelas diisi oleh siswa-siswa yang berbeda sifat dan karakternya sehingga cara menanganinya pun berbeda-beda tiap siswa.
Pertanyaan ketiga yang diberikan oleh peneliti yaitu permasalahan apa saja yang dihadapi  oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas, jawaban dari guru yakni terkait dengan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran di kelas yaitu siswa yang memiliki sifat dan karakteristik yang masuk dalam kategori nakal dapat mengganggu proses pembelajaran di kelas karena jika ad keributan di kelas maka fokus dari beberapa siswa akan teralihkan kepada siswa yang nakal tersebut. Kemudian menghadapi karakter siswa yang tidak percaya diri dan kurang aktif dalam proses pembelajaran, mengabaikan tanggung jawab yang telah diberikan oleh guru dan kesulitan dalam membuat siswa fokus pada pembelajaran.
Pertanyaaan keempat yang diberikan oleh peneliti yakni kesulitan apa saja yang dihadapi oleh seorang guru dalam melaksanakan semua proses keterampilan  mengajar, kemudian  guru menjelaskan bahwa kesulitannya terletak pada siswa itu sendiri karena Ketika siswa tidak percaya diri maka sebagai seorang guru akan kesulitan untuk mengembangkan keterampilan siswa, jadi siswa terlebih  dahulu harus dibuat yakin dan percaya diri dengan kemampuan mereka agar siswa tersebut dapat mengembangkan kreativitas masing-masing, jadi secara umum kesulitan yang dihadapi guru lebih kepada bagaimana cara memberikan dukungan kepada siswa agar siswa merasa perlu untuk mengembangkan keterampilan mereka.
kesimpulan
Kesimpulannya adalah bahwa profesionalisme pendidik/guru merupakan faktor kunci dalam menciptakan pendidikan berkualitas tinggi di Indonesia. Pengembangan kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran sangat diperlukan agar siswa dapat terlibat secara aktif dalam belajar. Lingkungan belajar yang menyenangkan juga menjadi prasyarat bagi keberhasilan proses pendidikan.Peran pendidik tidak hanya terbatas pada penyampaian materi pelajaran tetapi juga mencakup bimbingan karakter siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Selain itu, mewujudkan kelas yang aman dan sehat merupakan tanggung jawab bersama antara guru dan pihak sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H