Mohon tunggu...
Regina Delviana
Regina Delviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antonym

29 Oktober 2024   12:39 Diperbarui: 29 Oktober 2024   12:45 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
28 oktober 2024/dokpri

Seperti peristiwa sakral yang haram untuk terlewatkan

Kemudian sadar, betapa peristiwa sakral juga akan bubar

Letupan kembang api kemudian selesai

Mati digantikan sunyi paling nyeri

Dilanda badai paling gelisah

Hancurnya sudah kelewatan

Tapi aku tak mau berhenti

Aku ingin semua berjalan sakral di tengah badai hujan paling amuk sekalipun

Seseorang datang mengeluh terluka

Terkena badaiku berkepanjangan

Darahnya tidak berserakan tapi katanya sanggup membuat ingin tiada saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun