Mohon tunggu...
Regina Dealova
Regina Dealova Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi akuu main voli dan membacaaa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Perkembangan Moral Tahap-Tahap Moral menurut Kohlberg

22 Januari 2025   01:00 Diperbarui: 22 Januari 2025   01:00 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pengaruh Lingkungan dan Budaya terhadap Perkembangan Sosial-Emosional

Perkembangan sosial-emosional, yaitu kemampuan individu untuk memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka sendiri serta berinteraksi secara efektif dengan orang lain, merupakan proses yang kompleks dan dinamis. Proses ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal seperti genetika dan temperamen, tetapi juga dipengaruhi secara signifikan oleh faktor eksternal, terutama lingkungan dan budaya.

Lingkungan:

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan sosial-emosionalnya. Lingkungan ini mencakup berbagai aspek, antara lain:

Keluarga: Keluarga merupakan lingkungan pertama dan terpenting bagi perkembangan anak. Gaya pengasuhan orang tua, ikatan attachment antara anak dan orang tua, dan dinamika keluarga secara keseluruhan memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan sosial-emosional anak. Orang tua yang responsif, mendukung, dan konsisten akan membantu anak mengembangkan rasa aman, kepercayaan diri, dan kemampuan untuk mengatur emosi. Sebaliknya, lingkungan keluarga yang penuh konflik, pengabaian, atau kekerasan dapat menyebabkan masalah sosial-emosional pada anak.

Sekolah: Sekolah merupakan lingkungan sosial penting lainnya bagi anak. Interaksi dengan guru, teman sebaya, dan lingkungan sekolah secara umum memengaruhi perkembangan sosial-emosional anak. Sekolah yang mendukung dan inklusif, dengan guru yang peduli dan lingkungan belajar yang positif, dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial, kemampuan kolaborasi, dan rasa percaya diri. Sebaliknya, sekolah yang penuh dengan bullying, diskriminasi, atau kekerasan dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial-emosional anak.

Komunitas: Komunitas tempat anak tinggal juga memainkan peran penting dalam perkembangan sosial-emosionalnya. Keterlibatan dalam kegiatan komunitas, akses ke sumber daya, dan dukungan sosial dari masyarakat dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial, rasa tanggung jawab, dan rasa memiliki. Sebaliknya, komunitas yang kurang mendukung atau penuh dengan kejahatan dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial-emosional anak.

Budaya:

Budaya juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan sosial-emosional. Budaya mendefinisikan norma-norma sosial, nilai-nilai, dan harapan yang memengaruhi cara individu mengekspresikan emosi, berinteraksi dengan orang lain, dan memahami dunia. Beberapa budaya menekankan ekspresi emosi yang terbuka, sementara budaya lain menekankan penekanan emosi. Perbedaan budaya ini dapat memengaruhi cara anak-anak belajar mengelola emosi mereka dan berinteraksi dengan orang lain.

Contoh pengaruh budaya:

Ekspresi Emosi: Beberapa budaya mendorong ekspresi emosi yang terbuka, sementara yang lain menekankan pengendalian emosi. Ini dapat memengaruhi cara anak-anak belajar mengelola dan mengekspresikan emosi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun