Level 3: Moral Pascakonvensional (Post-Conventional Morality)
Pada level ini, penalaran moral didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang universal dan abstrak. Individu pada level ini mampu berpikir secara kritis tentang hukum dan aturan masyarakat, dan dapat mempertanyakannya jika dianggap tidak adil atau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip moral mereka.
Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial dan Hak Individu (Social Contract and Individual Rights): Pada tahap ini, individu menyadari bahwa hukum dan aturan dapat berubah dan bahwa beberapa prinsip moral lebih penting daripada hukum tertentu. Mereka menekankan pentingnya hak-hak individu dan kesejahteraan masyarakat.
Tahap 6: Orientasi Prinsip Etika Universal (Universal Ethical Principles): Pada tahap ini, individu berpegang pada prinsip-prinsip moral yang universal dan abstrak, seperti keadilan, hak asasi manusia, dan martabat manusia. Mereka akan mengikuti prinsip-prinsip ini bahkan jika bertentangan dengan hukum atau norma sosial.
Kritik terhadap Teori Kohlberg:
Meskipun berpengaruh, teori Kohlberg juga menuai kritik. Beberapa kritik antara lain:
Bias Gender: Kohlberg dituduh memiliki bias gender karena teorinya sebagian besar didasarkan pada penelitian terhadap laki-laki.
Keterbatasan Budaya: Teori Kohlberg mungkin tidak berlaku universal di semua budaya.
Keterbatasan Pengukuran: Metode pengukuran yang digunakan Kohlberg mungkin tidak sepenuhnya akurat dalam mengukur penalaran moral.
Meskipun demikian, teori Kohlberg memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman kita tentang perkembangan moral. Teori ini memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami bagaimana individu membuat keputusan moral dan bagaimana moralitas berkembang dari waktu ke waktu.
buatlah tulisan dengan judul Pengaruhnya terhadap Perkembangan Sosial-Emosional