Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

"Perbedaan antara sesuatu yang tidak mungkin dan yang mungkin, terletak pada cara berpikir seseorang" -Haryanto Kandani-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji Abadi: Dari Goguryeo ke Masa Kini

24 November 2024   20:55 Diperbarui: 24 November 2024   21:04 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Janji Abadi: Dari Goguryeo ke Masa Kini

Pada zaman Goguryeo, di tengah pegunungan hijau dan benteng kokoh yang menjulang, seorang prajurit bernama Hwan dan seorang putri bangsawan bernama Areum terikat dalam cinta yang tak terucap. Hwan, dengan pedang di tangan dan keberanian di hati, adalah pelindung kerajaan, sementara Areum, dengan kecantikan dan kebijaksanaannya, adalah cahaya istana.

Namun, cinta mereka tersembunyi, terhalang oleh status yang berbeda. Suatu malam di bawah bulan purnama, mereka bertemu di sebuah taman tersembunyi.

"Jika kita tidak bisa bersama di dunia ini," kata Areum dengan mata yang berkaca-kaca, "aku bersumpah, kita akan bertemu lagi di kehidupan selanjutnya."

Hwan menggenggam tangannya erat. "Aku bersumpah pada bintang-bintang, aku akan mencarimu, tidak peduli kapan dan di mana. Cinta kita abadi."

Namun, takdir memisahkan mereka. Hwan gugur dalam perang melawan suku-suku asing, melindungi tanah airnya. Areum, yang patah hati, menghabiskan sisa hidupnya meratapi kehilangan cinta sejatinya.

Zaman Modern, Seoul

Di jalanan ramai Gangnam, seorang pria muda bernama Han Ji-ho, seorang arsitek sukses, merasa hidupnya kosong meski dikelilingi kemewahan. Suatu malam, di sebuah pameran seni yang menampilkan artefak Goguryeo, Ji-ho merasa terpikat oleh sebuah lukisan seorang prajurit dengan pedang. Wajahnya terasa familiar, seperti cermin dari dirinya sendiri.

Di sudut lain galeri, seorang kurator seni bernama Lee Eun-ah sedang menjelaskan sejarah Goguryeo kepada pengunjung. Ji-ho tidak sengaja mendengar suaranya, lembut namun penuh keyakinan, dan saat ia berbalik, matanya bertemu dengan mata Eun-ah.

Detak jantung Ji-ho berdebar keras. Tanpa ia sadari, ia berkata, "Aku pernah melihatmu sebelumnya... di mimpi, mungkin."

Eun-ah tersenyum kecil, tapi raut wajahnya berubah serius. "Aneh. Aku merasa hal yang sama."

Malam itu, mereka berbincang panjang, mengungkap perasaan aneh tentang dj vu yang mereka rasakan. Saat Eun-ah menunjukkan catatan kuno tentang Goguryeo, ia menemukan sebuah ukiran di salah satu artefak:

"Cinta yang terpisah oleh waktu akan kembali menyatu. Aku, Hwan, akan mencari mu, Areum."

Ji-ho menatap ukiran itu dengan napas tertahan. "Hwan... Areum... Itu nama kita. Aku tahu."

Air mata Eun-ah mengalir. "Dan kau menemukanku lagi."

Akhir yang Abadi

Ji-ho dan Eun-ah menghabiskan waktu menjelajahi jejak-jejak Goguryeo, membangun hubungan yang terasa seperti melanjutkan sesuatu yang tak pernah selesai. Ji-ho, yang dulu kehilangan Areum dalam perang, kini bersumpah untuk melindunginya di kehidupan ini.

Di bawah bulan purnama yang sama seperti berabad-abad lalu, Ji-ho berlutut di depan Eun-ah di atas pegunungan yang pernah menjadi benteng Goguryeo.

"Di kehidupan ini, aku tidak akan kehilanganmu lagi," bisiknya.

Eun-ah tersenyum, mengangguk dengan air mata kebahagiaan.

Janji yang mereka buat di masa lalu kini terpenuhi. Cinta mereka, yang melintasi waktu dan kehidupan, akhirnya menemukan keabadiannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun