Proses evaluasi ini dilakukan oleh tim independen yang terdiri dari para ahli transportasi dan teknologi dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Tim yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo ini mengutamakan aspek keselamatan, performa, serta kemampuan ART dalam beradaptasi dengan kondisi jalan di IKN.
Keputusan dan Konsekuensi
Ali mengungkapkan bahwa jika ART tidak bisa berfungsi sesuai harapan, maka Norinco akan diminta untuk menarik kembali unit tersebut ke China, sebagaimana diatur dalam perjanjian MoU untuk uji coba PoC. Semua biaya uji coba ART ini ditanggung oleh penyedia teknologi, yaitu Norinco dan CRRC, sehingga tidak ada kerugian langsung yang ditanggung pihak IKN dalam hal pembiayaan uji coba.
Langkah Ke Depan: Kebutuhan Teknologi yang Lebih Optimal
Meski proyek ART ini harus dikembalikan, keputusan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menghadirkan teknologi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan standar keselamatan tinggi di IKN. Keputusan ini diharapkan akan membuka ruang untuk pengembangan teknologi yang lebih optimal agar IKN menjadi kota masa depan yang didukung transportasi publik ramah lingkungan.
Kesimpulan
Pengalaman ART di IKN mengajarkan pentingnya uji coba menyeluruh dan penyesuaian teknologi dengan kondisi lokal. Walaupun proyek ini mengalami kendala, IKN tetap berperan sebagai "living lab" yang memungkinkan uji coba teknologi transportasi masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H