Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

"Perbedaan antara sesuatu yang tidak mungkin dan yang mungkin, terletak pada cara berpikir seseorang" -Haryanto Kandani-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kembalikan ke China, Tantangan Teknologi Kereta Tanpa Rel di Ibu Kota Nusantara

13 November 2024   17:08 Diperbarui: 13 November 2024   17:30 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menetapkan standar tinggi bagi teknologi yang diimplementasikan di kawasan pemerintahan baru Indonesia. Salah satu proyek ambisius, yaitu kereta tanpa rel otonom (Autonomous Rail Transit/ART), justru terpaksa dikembalikan ke China karena hasil evaluasi menunjukkan bahwa teknologi ini belum berfungsi optimal. Artikel ini akan mengulas alasan teknis, hasil uji coba, serta tantangan yang dihadapi oleh ART di lingkungan IKN

Latar Belakang Pengembangan ART

ART adalah teknologi transportasi mutakhir yang dirancang tanpa memerlukan rel konvensional, menggunakan sistem sensor untuk mengikuti marka jalan sebagai pemandu. Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara Otorita IKN dengan perusahaan Norinco dan produsen kereta ternama China, CRRC, bertujuan menyediakan alternatif transportasi publik ramah lingkungan yang sesuai dengan konsep kota pintar di IKN.

Tujuan Penggunaan di IKN

Di IKN, ART diharapkan berfungsi sebagai bagian dari sistem transportasi publik yang mendukung mobilitas di dalam kawasan pusat pemerintahan. Dengan konsep "living lab" dan "innovation test-bed," IKN menjadi tempat uji coba berbagai teknologi terkini, salah satunya ART, untuk memastikan kompatibilitasnya dengan lingkungan perkotaan modern yang sedang dikembangkan.

Evaluasi Proof of Concept (PoC): Tantangan dalam Pengujian

Evaluasi ART berlangsung dari 10 September hingga 22 Oktober 2024, dilakukan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Nusantara. Dalam pengujian ini, ART diuji pada dua rute uji yang mencakup area Kemenko 1-4 serta Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Timur. Lingkungan pengujian berupa jalur campuran, di mana ART harus berbagi jalan dengan kendaraan lain, yang disebut "mixed traffic." Namun, hasil evaluasi menunjukkan bahwa sistem otonom ART belum berfungsi optimal dalam kondisi lalu lintas tersebut.

Temuan dan Hasil Evaluasi

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, mengungkapkan bahwa sistem kendali otonom ART belum menunjukkan performa yang sama dengan teknologi serupa di China. Beberapa tantangan teknis yang diidentifikasi meliputi:

1. Kendali Otonom: ART tidak dapat beroperasi secara mandiri sesuai standar, yang mengakibatkan ketergantungan pada operator manual.

2. Keselamatan dalam Lalu Lintas Campuran: Pada jalur yang berbagi dengan kendaraan lain, ART membutuhkan adaptasi lebih lanjut agar mampu beroperasi aman di tengah lalu lintas padat.

3. Komunikasi dan Keamanan Siber: Sistem komunikasi ART memerlukan peningkatan agar sesuai dengan standar keamanan siber yang berlaku di IKN.

Keterlibatan Tim Evaluasi Mandiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun