Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

"Perbedaan antara sesuatu yang tidak mungkin dan yang mungkin, terletak pada cara berpikir seseorang" -Haryanto Kandani-

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bagian Tiga: Rahasia di Balik Bayangan

5 November 2024   15:50 Diperbarui: 5 November 2024   15:52 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar : Dokumen Pribadi

Setelah panggilan mengancam semalam, Ree semakin bertekad untuk menggali lebih dalam. Ada sesuatu yang salah dengan kasus ini, sesuatu yang membuat setiap detik terasa seperti ancaman. Pagi itu, ia memulai hari dengan menelusuri jejak digital Erik, mencoba menguak rahasia yang mungkin tersimpan di balik kehidupan pria itu.

Adegan 1: Temuan di Dunia Digital

Ree memulai penelusurannya di dunia maya. Melalui jaringan koneksi lama dan keterampilan yang diasah dari pengalaman bertahun-tahun sebagai detektif, ia menemukan akun sosial media lama milik Erik, yang sebagian besar sudah tidak aktif. Tapi ada satu hal menarik perhatian Ree---beberapa bulan sebelum menghilang, Erik sering berkomentar pada sebuah akun dengan inisial "V.D."

Ree merasa ada yang aneh. "Siapa 'V.D.' ini?" Ia mencoba melacak akun tersebut, tapi hampir tidak ada informasi yang ditemukan. Seolah pemilik akun itu sudah menutup diri dari dunia, menghilang begitu saja.

Saat itulah Ree menyadari bahwa Erik mungkin terlibat dalam sesuatu yang lebih besar dari yang dia bayangkan. Ia mengambil napas dalam-dalam, merasa dorongan kuat untuk berbicara langsung pada Noi dan memastikan apakah ia pernah mendengar nama itu.

---

Adegan 2: Dialog dengan Noi

Ree memutuskan untuk bertemu Noi di sebuah taman di pinggir kota, tempat yang tenang namun cukup terpencil. Saat Noi tiba, ia tampak lebih muram dari biasanya. Ree bisa merasakan ada ketegangan yang dipendam oleh wanita itu.

Ree: "Saya menemukan sesuatu tentang Erik. Pernahkah Anda mendengar tentang seseorang yang memiliki inisial 'V.D.' dalam hidupnya?"

Noi terkejut. Wajahnya pucat seketika. Ia menatap Ree, terlihat bingung namun juga ketakutan.

Noi: "V.D...? Itu... Itu mungkin Vivian Darmawan. Dia mantan Erik."

Ree terdiam, mencerna informasi ini. Vivian Darmawan, nama yang mencerminkan kemewahan dan kekuasaan. Nama yang mungkin terkait dengan orang-orang berbahaya.

Noi: "Saya hanya tahu sedikit tentangnya. Erik bilang mereka putus baik-baik, tapi saya selalu merasa ada sesuatu yang Erik sembunyikan dari saya tentang Vivian."

Ree: "Apakah Anda tahu bagaimana cara menghubungi Vivian?"

Noi menggeleng. "Tidak, tapi saya pernah mendengar bahwa dia terlibat dengan organisasi besar di luar negeri. Erik selalu menghindar saat saya menanyakan lebih banyak tentang hal itu."

---

Adegan 3: Malam Penuh Bahaya

Setelah percakapan dengan Noi, Ree kembali ke kantornya untuk merencanakan langkah berikutnya. Saat malam semakin larut, teleponnya kembali berbunyi. Nomor yang tidak dikenal.

Suara di Telepon: "Detektif Ree, saya dengar Anda tertarik pada Vivian Darmawan. Saya peringatkan sekali lagi: tinggalkan kasus ini atau Anda akan menyesal."

Ree: "Jika Anda benar-benar ingin saya berhenti, maka kenapa tidak datang dan bicarakan langsung? Mengancam melalui telepon tidak akan membuat saya takut."

Ada keheningan beberapa detik sebelum suara itu melanjutkan. "Kalau begitu, bersiaplah untuk menghadapi konsekuensinya, Detektif."

Sebelum Ree bisa merespons, panggilan terputus. Ia duduk diam sejenak, mencoba mencerna ancaman yang baru saja diterimanya. Ada sesuatu yang aneh dengan kasus ini---hubungan antara Erik, Vivian, dan sosok yang mengancamnya seolah mengarahkan pada sebuah konspirasi yang lebih besar.

---

Adegan 4: Bayangan Masa Lalu

Setelah panggilan itu, Ree mengingat kembali kehidupannya yang dulu. Ia adalah seorang mahasiswa hukum terbaik, pernah berada di puncak prestasi akademis, hingga kematian kedua orang tuanya yang membuatnya hancur. Kehidupannya sempat jatuh ke dalam dunia foya-foya dan kesepian, sebelum akhirnya memilih untuk memulai segalanya dari awal sebagai detektif bayaran di kota baru ini.

Ree menghela napas, memandangi tumpukan berkas kasus yang kini terasa semakin berat. Terkadang, ia merasakan bayangan kesepian yang membayangi hidupnya, seolah mengingatkannya pada setiap kehilangan yang pernah ia alami. Tapi kali ini berbeda---ia tidak bisa mundur. Ada perasaan yang memaksanya untuk tetap berada dalam kasus ini, mungkin juga karena Noi.

---

Adegan 5: Petunjuk dari Masa Lalu

Saat Ree hendak pulang, seseorang mengetuk pintu kantornya. Seorang pria berpakaian formal masuk dan memperkenalkan dirinya sebagai Aji, seorang kenalan lama Erik.

Aji: "Saya dengar Anda mencari Erik. Ada sesuatu yang perlu Anda ketahui. Erik terlibat dalam bisnis yang... tidak biasa. Dia pernah bekerja dengan Vivian, dan saat itu, mereka bersama-sama mengelola bisnis gelap."

Ree menatap Aji dengan cermat, mendengarkan dengan penuh perhatian.

Aji: "Tapi beberapa bulan lalu, Erik mencoba keluar dari lingkaran itu. Dia ingin memulai hidup baru dengan orang yang ia cintai. Saya yakin dia sungguh-sungguh ingin keluar, tapi ada orang-orang yang tidak akan membiarkannya pergi begitu saja."

Ree merasa ada yang semakin membingungkan dalam kasus ini. Erik tampaknya terperangkap di antara masa lalunya dan cintanya untuk Noi, dan ancaman itu mungkin berasal dari mereka yang ingin menghentikannya.

---

Adegan 6: Pertaruhan Terakhir

Setelah informasi dari Aji, Ree menghubungi Noi untuk bertemu sekali lagi. Saat mereka bertemu, Noi tampak semakin khawatir, dan Ree bisa melihat ketakutan yang menyelimuti wanita itu.

Ree: "Noi, jika Anda ingin menghentikan pencarian ini, saya tidak akan menyalahkan Anda. Situasinya berbahaya, dan saya tidak bisa menjanjikan keselamatan Anda."

Noi menatap Ree dengan mata yang penuh ketegasan. "Saya tidak peduli. Saya hanya ingin tahu kebenaran, Ree. Jika Erik benar-benar ingin kembali kepada saya, saya harus menemukan jawabannya."

Ree mengangguk. Ia tahu bahwa tindakannya mungkin akan membawa mereka ke bahaya yang lebih besar, tapi ia tidak bisa menahan diri untuk membantu Noi menemukan kebenaran. Kasus ini bukan lagi sekadar pekerjaan untuknya; ini adalah pertaruhan emosional yang tidak ia bayangkan sebelumnya.

---

Ree kini dihadapkan pada keputusan besar: melanjutkan penyelidikan yang semakin berbahaya atau melepaskan diri dari keterikatan emosional yang tumbuh di antara mereka. Kasus ini membawanya semakin dalam pada masa lalu Erik dan misteri yang melingkupinya, dan ia tahu bahwa setiap langkah berikutnya akan menentukan hidup dan mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun