Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

"Perbedaan antara sesuatu yang tidak mungkin dan yang mungkin, terletak pada cara berpikir seseorang" -Haryanto Kandani-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Teori Flat Earth: Kenapa Sebagian Orang Percaya Bumi Itu Datar?

31 Oktober 2024   20:43 Diperbarui: 31 Oktober 2024   20:58 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Flat Earth: Kenapa Sebagian Orang Percaya Bumi Itu Datar?

Di era modern dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat, kita mungkin menganggap bahwa teori Bumi datar adalah mitos masa lalu. Namun, anehnya, kepercayaan bahwa Bumi berbentuk datar masih hidup di berbagai belahan dunia, bahkan memiliki pengikut yang semakin vokal di era media sosial. Apa sebenarnya yang membuat teori ini masih bertahan? Mari kita menelusuri beberapa alasan di balik kepercayaan ini dan bagaimana mereka tetap relevan di kalangan tertentu.

1. Awal Mula Teori Flat Earth

Sejak ribuan tahun lalu, manusia mengembangkan gagasan bahwa Bumi adalah pusat alam semesta dan berbentuk datar, dikelilingi langit yang menutupi seperti kubah. Kepercayaan ini tersebar luas di antara masyarakat kuno, mulai dari Mesir hingga Yunani. Baru di abad pertengahan teori-teori astronomi modern, terutama dari Copernicus dan Galileo, mulai menggantikan pandangan ini.

Namun, pada tahun 1956, Samuel Shenton mendirikan International Flat Earth Research Society di Inggris, menghidupkan kembali kepercayaan ini. Setelahnya, teori Flat Earth sempat meredup sebelum akhirnya bangkit kembali di era digital.

2. Alasan di Balik Kepercayaan Bumi Datar

Meskipun bukti ilmiah menyatakan sebaliknya, beberapa orang tetap percaya pada teori Bumi datar. Beberapa alasan yang sering dikemukakan antara lain:

Skeptisisme terhadap Otoritas Ilmu Pengetahuan: Sebagian pengikut teori Flat Earth percaya bahwa institusi seperti NASA dan pemerintah menyembunyikan kebenaran demi kepentingan tertentu. Mereka merasa bahwa institusi ini tidak sepenuhnya transparan dan berusaha mengontrol informasi.

Pengalaman Penglihatan Pribadi: Banyak penganut Flat Earth mendasarkan keyakinan mereka pada apa yang mereka lihat sendiri. Bagi mereka, Bumi tampak datar saat dilihat dari cakrawala, dan pengalaman visual ini lebih meyakinkan dibandingkan teori ilmiah yang abstrak.

Teori Konspirasi: Teori Flat Earth sering kali terkait dengan kepercayaan konspirasi yang lebih besar, seperti New World Order (Tatanan Dunia Baru). Beberapa percaya bahwa bentuk Bumi yang bulat adalah bagian dari konspirasi global untuk mengendalikan cara pandang manusia tentang dunia.

Internet dan Media Sosial: Platform digital seperti YouTube, Facebook, dan Reddit menjadi lahan subur untuk menyebarkan teori ini. Algoritma media sosial sering kali merekomendasikan konten-konten Flat Earth kepada orang-orang yang tertarik dengan teori konspirasi, menciptakan efek 'bubble' di mana keyakinan mereka terus diperkuat.

3. Mengapa Teori Ini Tetap Relevan?

Salah satu alasan teori Flat Earth tetap relevan adalah ketidakpercayaan yang meluas terhadap institusi besar. Banyak orang yang merasa bahwa otoritas ilmiah kurang transparan atau bahkan menyesatkan, sehingga mereka lebih condong kepada teori alternatif. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan sains tidak hanya membutuhkan pengetahuan, tetapi juga kepercayaan pada institusi yang menyampaikannya.

Selain itu, teori Flat Earth juga memberikan ruang bagi individu untuk merasa "tercerahkan" atau "berbeda" dari mayoritas. Bagi sebagian orang, kepercayaan ini memberi mereka perasaan eksklusivitas, sebuah komunitas kecil yang "mengetahui kebenaran" di tengah kebohongan besar.

4. Bukti-Bukti Ilmiah tentang Bentuk Bumi

Sementara itu, sains memiliki bukti tak terbantahkan bahwa Bumi berbentuk bulat. Mulai dari foto Bumi dari luar angkasa, eksperimen gravitasi, hingga cara cahaya melengkung saat melewati atmosfer---semua mendukung konsep Bumi bulat. Bahkan, dalam penerbangan jarak jauh, lintasan pesawat mengikuti bentuk lengkung Bumi, yang jika berbentuk datar akan tampak lebih linear.

5. Refleksi: Peran Pendidikan dan Literasi Media

Teori Flat Earth mengingatkan kita akan pentingnya literasi media dan ilmu pengetahuan di masyarakat. Ketidakpercayaan terhadap sains mungkin berkembang karena kurangnya pemahaman atau akses yang memadai terhadap pendidikan ilmiah. Penting juga untuk meningkatkan kesadaran akan cara memverifikasi informasi dan membedakan antara fakta dan spekulasi.

Pada akhirnya, memahami mengapa sebagian orang tetap percaya pada teori Flat Earth memberi kita wawasan tentang kompleksitas berpikir manusia. Alih-alih menghakimi, kita bisa melihat ini sebagai peluang untuk memperkuat edukasi sains dan membangun dialog yang lebih terbuka tentang kepercayaan, pengetahuan, dan kenyataan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun