Internet dan Media Sosial: Platform digital seperti YouTube, Facebook, dan Reddit menjadi lahan subur untuk menyebarkan teori ini. Algoritma media sosial sering kali merekomendasikan konten-konten Flat Earth kepada orang-orang yang tertarik dengan teori konspirasi, menciptakan efek 'bubble' di mana keyakinan mereka terus diperkuat.
3. Mengapa Teori Ini Tetap Relevan?
Salah satu alasan teori Flat Earth tetap relevan adalah ketidakpercayaan yang meluas terhadap institusi besar. Banyak orang yang merasa bahwa otoritas ilmiah kurang transparan atau bahkan menyesatkan, sehingga mereka lebih condong kepada teori alternatif. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan sains tidak hanya membutuhkan pengetahuan, tetapi juga kepercayaan pada institusi yang menyampaikannya.
Selain itu, teori Flat Earth juga memberikan ruang bagi individu untuk merasa "tercerahkan" atau "berbeda" dari mayoritas. Bagi sebagian orang, kepercayaan ini memberi mereka perasaan eksklusivitas, sebuah komunitas kecil yang "mengetahui kebenaran" di tengah kebohongan besar.
4. Bukti-Bukti Ilmiah tentang Bentuk Bumi
Sementara itu, sains memiliki bukti tak terbantahkan bahwa Bumi berbentuk bulat. Mulai dari foto Bumi dari luar angkasa, eksperimen gravitasi, hingga cara cahaya melengkung saat melewati atmosfer---semua mendukung konsep Bumi bulat. Bahkan, dalam penerbangan jarak jauh, lintasan pesawat mengikuti bentuk lengkung Bumi, yang jika berbentuk datar akan tampak lebih linear.
5. Refleksi: Peran Pendidikan dan Literasi Media
Teori Flat Earth mengingatkan kita akan pentingnya literasi media dan ilmu pengetahuan di masyarakat. Ketidakpercayaan terhadap sains mungkin berkembang karena kurangnya pemahaman atau akses yang memadai terhadap pendidikan ilmiah. Penting juga untuk meningkatkan kesadaran akan cara memverifikasi informasi dan membedakan antara fakta dan spekulasi.
Pada akhirnya, memahami mengapa sebagian orang tetap percaya pada teori Flat Earth memberi kita wawasan tentang kompleksitas berpikir manusia. Alih-alih menghakimi, kita bisa melihat ini sebagai peluang untuk memperkuat edukasi sains dan membangun dialog yang lebih terbuka tentang kepercayaan, pengetahuan, dan kenyataan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H