Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

"Perbedaan antara sesuatu yang tidak mungkin dan yang mungkin, terletak pada cara berpikir seseorang" -Haryanto Kandani-

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Dibalik Putusan Bebas, Bagaimana Peran Markus Menggerogoti Integritas Hakim

29 Oktober 2024   08:53 Diperbarui: 29 Oktober 2024   08:53 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Belum lama ini, publik kembali dibuat tercengang oleh terungkapnya kasus suap yang melibatkan tiga hakim dalam putusan bebas bagi seorang terdakwa. 

Kasus ini memperlihatkan fenomena lama yang terus membayangi sistem hukum di Indonesia: peran "Markus" atau makelar kasus dalam pengambilan keputusan di pengadilan. Markus adalah sebutan bagi pihak yang bertindak sebagai perantara, menjajakan keadilan kepada pihak yang ingin "memperlunak" atau "menyelesaikan" kasus di luar jalur hukum.

Fenomena ini bukan sekadar potret korupsi, tetapi gambaran bagaimana uang dapat menggerogoti integritas lembaga yang seharusnya menjadi benteng terakhir keadilan. Melalui kasus-kasus seperti ini, terlihat jelas bahwa praktik-praktik ilegal seperti suap dan kolusi dapat bersembunyi di balik wibawa institusi pengadilan.

Bagaimana Peran 'Markus' Berjalan di Balik Layar?

Peran Markus dalam tubuh pengadilan bukanlah cerita baru. Mereka biasanya bertindak sebagai jembatan antara terdakwa atau pihak terkait dengan oknum hakim yang mau "diajak bekerja sama." 

Melalui Markus, sebuah putusan bisa "dipesan" dan dimanipulasi demi kepentingan tertentu. Mereka berperan dalam memfasilitasi pertemuan tertutup, mengatur jalur komunikasi, hingga mengatur besaran uang yang harus diberikan untuk memastikan putusan yang menguntungkan bagi klien mereka.

Salah satu modus operandi yang sering digunakan adalah memanfaatkan posisi Markus sebagai pihak yang memiliki akses khusus ke dalam tubuh pengadilan. Dengan jaringan kuat, Markus mampu mendekati oknum hakim yang rentan terhadap iming-iming uang. Tak jarang, putusan pengadilan yang seharusnya berdasarkan pada fakta dan hukum, berubah menjadi transaksi komersial di bawah meja.

Kerusakan yang Ditimbulkan oleh Fenomena Makelar Kasus

Peran Markus yang merasuk ke dalam tubuh pengadilan berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap sistem hukum. Keputusan yang seharusnya bebas dari kepentingan menjadi ternodai, dan para korban pencari keadilan kerap kali kehilangan keyakinan pada hukum. Fenomena ini bukan hanya melanggar nilai-nilai hukum, tapi juga melanggar prinsip keadilan itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun