Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

"Perbedaan antara sesuatu yang tidak mungkin dan yang mungkin, terletak pada cara berpikir seseorang" -Haryanto Kandani-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia 2045, Tantangan dan Peluang

23 Oktober 2024   18:13 Diperbarui: 23 Oktober 2024   18:17 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, dengan luas laut yang mencapai sekitar dua per tiga dari total wilayahnya, memiliki potensi besar untuk menjadi poros maritim dunia pada tahun 2045. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan 17.000 pulau yang tersebar di antara dua samudra, Indonesia memiliki posisi geografis strategis yang menghubungkan rute perdagangan internasional antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. 

Visi ini bukan hanya ambisi nasional, tetapi juga bagian dari upaya untuk mengoptimalkan potensi laut dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperkuat peran Indonesia di kancah global.

1. Potensi Geografis dan Ekonomi Maritim


Keunggulan geografis Indonesia memberikan potensi besar untuk menjadi pusat perdagangan, transportasi, dan industri maritim. Laut Indonesia adalah jalur perdagangan yang sangat sibuk, dengan Selat Malaka sebagai salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia. Pada tahun 2045, dengan memanfaatkan potensi ini, Indonesia dapat memainkan peran penting sebagai pusat distribusi logistik internasional.

Selain itu, sektor perikanan, pariwisata maritim, dan sumber daya kelautan lainnya juga menjadi potensi ekonomi yang bisa dikembangkan. Indonesia diperkirakan memiliki cadangan perikanan yang cukup besar dan sektor pariwisata bahari yang terus tumbuh. Dengan pengelolaan yang baik, sektor-sektor ini dapat berkontribusi signifikan pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

2. Tantangan Infrastruktur dan Teknologi

Salah satu tantangan utama dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah pembangunan infrastruktur maritim. Pelabuhan-pelabuhan utama harus diperluas dan ditingkatkan, termasuk dalam hal kapasitas angkut, teknologi navigasi, dan fasilitas penunjang lainnya. Indonesia harus membangun pelabuhan berkelas internasional yang mampu menyaingi Singapura dan Tiongkok dalam hal efisiensi dan kapasitas.

Pengembangan teknologi juga sangat penting, terutama di bidang digitalisasi logistik dan keamanan maritim. Dalam beberapa dekade ke depan, teknologi otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI) akan mempengaruhi industri maritim. Indonesia perlu berinvestasi dalam pengembangan teknologi ini untuk memastikan bahwa negara dapat bersaing di era revolusi industri 4.0.

3. Peran Indonesia dalam Keamanan dan Stabilitas Regional

Sebagai poros maritim dunia, Indonesia juga harus memainkan peran yang lebih aktif dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik. Laut Indonesia tidak hanya penting bagi perdagangan, tetapi juga merupakan jalur strategis bagi kepentingan militer dan keamanan global. Masalah seperti pembajakan, konflik teritorial, dan perburuan ikan ilegal adalah tantangan besar yang harus diatasi.

Indonesia harus meningkatkan kemampuan angkatan laut dan penjaga pantai untuk mengamankan wilayah perairannya. Kerja sama regional, seperti melalui ASEAN dan forum-forum maritim internasional, juga harus diperkuat untuk memastikan keamanan maritim yang berkelanjutan.

4. Kontribusi pada Ekonomi Biru dan Kelestarian Lingkungan

Sebagai negara yang kaya akan sumber daya laut, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian lingkungan laut. Membangun poros maritim dunia tidak bisa dilepaskan dari konsep ekonomi biru, yang menekankan pada keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya laut.

Pengelolaan sumber daya alam laut secara berkelanjutan, upaya konservasi terumbu karang, penanggulangan polusi laut, dan pengelolaan penangkapan ikan yang berkelanjutan adalah langkah-langkah penting. Pada 2045, Indonesia harus menjadi contoh dalam menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di sektor maritim.

5. Kebijakan Maritim yang Holistik dan Inklusif

Untuk mencapai visi ini, diperlukan kebijakan maritim yang terintegrasi dan inklusif. Pemerintah perlu merumuskan kebijakan yang melibatkan seluruh sektor terkait, mulai dari perikanan, pariwisata, transportasi, hingga energi. Dukungan dari sektor swasta, akademisi, dan masyarakat juga sangat penting dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan di sektor maritim.

Pendekatan pembangunan yang melibatkan daerah-daerah pesisir dan pulau-pulau kecil juga menjadi kunci keberhasilan. Program-program peningkatan kapasitas masyarakat lokal, pengembangan ekonomi daerah pesisir, serta pemberdayaan nelayan harus menjadi prioritas agar manfaat dari pembangunan maritim dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

6. Kesimpulan: Masa Depan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Indonesia memiliki semua potensi untuk mewujudkan visi sebagai poros maritim dunia pada tahun 2045. Dengan letak geografis yang strategis, kekayaan sumber daya laut, dan komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan, Indonesia bisa menjadi pemain kunci di sektor maritim global. Namun, untuk mencapai visi ini, dibutuhkan kerja keras, komitmen, dan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.

Infrastruktur yang kuat, pengembangan teknologi, keamanan maritim yang terjamin, dan kebijakan yang inklusif akan menjadi pilar utama dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat maritim dunia. Visi ini tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia di kancah global, tetapi juga akan membawa kesejahteraan yang lebih besar bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun