Ketika pertempuran dimulai, pengkhianatan muncul dari seorang jenderal yang berpihak kepada Jayakatwang. Dalam duel yang menentukan, Raden Wijaya berhadapan langsung dengan pengkhianat tersebut. Di tengah pertarungan, jenderal itu berusaha membuktikan kekuatannya, namun Raden Wijaya menunjukkan keberanian yang tak tergoyahkan. Ia mengingatkan pasukannya akan tujuan mereka, dan semangat mereka pun bangkit kembali.
Modifikasi Klimaks
Dengan serangan yang terkoordinasi, pasukan Raden Wijaya, terinspirasi oleh keteguhan hati rajanya, berhasil mengalahkan Jayakatwang. Dalam momen kemenangan itu, suara sorak-sorai menggemakan semangat baru di Trowulan.
Modifikasi Koda
Setelah pertempuran yang menentukan, Raden Wijaya berdiri di atas bukit dengan pandangan menghadap ke desa yang baru dibangunnya. Dikelilingi oleh para pengikutnya yang bersorak gembira, ia mengangkat pedangnya dan berseru, “Hari ini, kita tidak hanya merebut kembali kekuasaan, tetapi juga mengukuhkan persatuan Majapahit! Ini adalah kerajaan kita semua!”
Dengan tekad yang membara, Raden Wijaya berkomitmen untuk menjadikan Majapahit sebagai simbol persatuan dan kemakmuran. Dia mengajak semua suku untuk bersatu demi masa depan yang gemilang. Dengan semangat baru, sejarah Majapahit pun dimulai, dan nama Raden Wijaya akan dikenang sebagai raja yang membawa harapan baru bagi rakyatnya, selamanya terukir dalam lembaran sejarah Nusantara.
Sejarah Kerajaan Majapahit
Cikal bakal Nusantara terlahir dari Kerajaan Majapahit, sebuah kerajaan yang kelak menjadi legenda. Pada abad ke-14, kisah ini dimulai. Raden Wijaya, putra pangeran dari Prabu Guru Darmasiksa, terpaksa melarikan diri bersama tiga sahabat setianya: Sora, Nambi, dan Ranggalawe. Mereka adalah para pendekar yang memiliki keberanian luar biasa, namun harus menghadapi tantangan besar setelah runtuhnya Kerajaan Singasari akibat pemberontakan Jayakatwang.
Dalam pelarian mereka, Raden Wijaya menemukan perlindungan di desa Kudadu. Di sana, kepala desa memberikan tempat untuk bersembunyi. Namun, Raden Wijaya tahu bahwa mereka tidak bisa selamanya bersembunyi. Dia merencanakan sebuah strategi untuk merebut kembali kekuasaan.
Setelah berunding dengan Arya Wiraja di Sumenep, Raden Wijaya diperbolehkan membuka hutan Tarik di Trowulan. Dia menamai desa yang dibangunnya Majapahit, terinspirasi dari banyaknya pohon maja yang berbuah pahit. Dengan kerja keras, Raden Wijaya berhasil menarik penduduk dari Tumapel dan Daha untuk datang dan menetap di desa barunya.
Namun, rencana ambisiusnya untuk merebut kembali takhta dari Jayakatwang terhalang oleh ketidakpastian. Saat menjelang pertempuran, beberapa prajurit meragukan keberhasilan mereka. Dalam suasana tegang itu, Raden Wijaya memanggil Sora untuk menyelidiki potensi pengkhianatan di dalam barisan mereka.