Mohon tunggu...
Refa Fadola
Refa Fadola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Perjalanan Menuju Bintang: Menggali Makna Mimpi dan Harapan dalam Film Mimpi Ananda Raih Semesta

16 Desember 2024   20:00 Diperbarui: 16 Desember 2024   19:56 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Inspirasi serupa juga ditemukan dalam karya sastra besar seperti Les Misérables karya Victor Hugo, yang menonjolkan nilai-nilai harapan, kejujuran, dan perjuangan meskipun berada di tengah kesulitan besar (El Shirazy, 2006). Film ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk memberikan motivasi yang lebih dalam dan membantu individu tetap berada di jalur yang benar. 

Melalui berbagai sudut pandang ini, film Mimpi Ananda Raih Semesta berhasil menyampaikan pesan universal tentang harapan, mimpi, dan perjuangan. Sebagaimana dijelaskan oleh Saputra (2017), perjalanan menuju bintang bukan hanya tentang mencapai tujuan akhir, tetapi juga tentang proses yang ditempuh dan nilai-nilai yang dipelajari di sepanjang jalan. Film ini menjadi pengingat bahwa mimpi, sekecil apapun, dapat menjadi cahaya yang membimbing kita menuju masa depan yang lebih baik.

METODE PENULISAN

Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi (content analysis). Pendekatan ini bertujuan untuk menggali makna, pesan, dan nilai-nilai yang terkandung dalam film Mimpi Ananda Raih Semesta, terutama yang berhubungan dengan tema mimpi dan harapan. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis elemen-elemen dalam film, seperti narasi, dialog, visual, dan simbol, untuk memahami bagaimana pesan-pesan tersebut disampaikan kepada penonton. 

Data primer diperoleh melalui observasi langsung terhadap film, di mana adegan, dialog, serta elemen sinematografi yang relevan dicatat secara mendetail. Selain itu, data sekunder dikumpulkan dari berbagai literatur, seperti buku, artikel, dan jurnal yang relevan dengan tema penelitian. Proses analisis dimulai dengan mengidentifikasi tema utama dalam film, seperti perjuangan, cita-cita, dan makna harapan. Dialog dan adegan yang relevan kemudian dikelompokkan melalui proses koding untuk memudahkan analisis berdasarkan tema. 

Setelah data dikelompokkan, langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi menggunakan teori komunikasi visual dan nilai budaya untuk memahami pesan yang disampaikan oleh film. Seluruh proses analisis dilakukan secara sistematis untuk memastikan hasil penelitian yang valid dan dapat diandalkan.

PEMBAHASAN

Film adalah media yang dapat menyampaikan pesan-pesan moral, nilai pendidikan, dan dakwah secara efektif. Sebagai contoh, Aisyah (2023) dalam penelitiannya mengenai web series Ustadz Milenial menyoroti bagaimana pesan-pesan dakwah disampaikan secara subtil melalui simbol dan narasi yang relevan dengan generasi muda. Film ini berhasil menunjukkan bahwa dakwah tidak harus bersifat dogmatis tetapi dapat disampaikan dengan cara kreatif yang menarik bagi audiens masa kini. 

Dalam konteks serupa, Haraja, Warsah, dan Anrial (2021) mengulas film Iqro: Petualangan Meraih Bintang sebagai salah satu karya yang berhasil menggabungkan nilai-nilai pendidikan Islam dan motivasi untuk belajar melalui petualangan seru seorang anak. Penelitian ini menyoroti pentingnya media visual sebagai sarana pendidikan yang mampu menginspirasi generasi muda untuk terus menggali potensi mereka dengan berlandaskan iman. 

Buya Hamka, seorang tokoh besar dalam dakwah Islam, juga menjadi subjek yang diangkat ke layar lebar. Hamka (n.d.) mencatat bahwa film biopik tentang Buya Hamka tidak hanya mengisahkan perjalanan hidup beliau, tetapi juga menggambarkan bagaimana nilai-nilai keteladanan dapat dijadikan inspirasi bagi masyarakat luas. Representasi pesan dakwah dalam film ini menunjukkan bahwa perjuangan hidup dan dakwah tidak pernah lepas dari rintangan, namun keteguhan iman dan dedikasi akan selalu menjadi kunci utama keberhasilan. 

Selain dakwah, film juga menjadi medium yang dapat membahas isu-isu sosial. Kusuma dan Waluyo (2018) dalam analisisnya tentang Pengakuan Calabai mengungkap bagaimana film dapat menjadi sarana untuk mengeksplorasi identitas dan kehidupan yang sering kali terpinggirkan. Analisis intertekstual ini menunjukkan bahwa media seperti novel dan film dapat bekerja sama untuk menggali makna mendalam tentang kehidupan sosial dan budaya yang ada di masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun