ABSTRAK
Entrepreneurship merupakan hal yang sangat penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi, karena dapat menciptakan lapangan kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Dengan mengacu pada prinsip tersebut, maka pemerintah mengusulkan masuknya entrepreneurship sebagai matakuliah, masuk sebagai kurikulum. Pendidikan entrepreneurship harus tertuju pada pembentukan sikap dan keahlihan orang terhadap entrepreneurship dan tidak terbatas pada pelatihan dan pemahaman teoritis. Entrepreneurship perlu pembentukan sikap, dalam hal ini adalah etika sebagai dasar yang sangat penting untuk para calon wirausaha muda. Entrepreneurship erat kaitannya dengan etika bisnis. Dalam menciptakan etika bisnis diperlukan adanya pengendalian diri, pengembangan tanggungjawab sosial, jati diri, persaingan yang sehat, sikap saling percaya, dsb.
Kata kunci : entrepreneurship; keahlian; etika; etika bisnis
PENDAHULUHAN
Entrepreneurship diakui sangat penting dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi. Salah satu alasan Entepreneurship adalah menciptakan lapangan kerja, atau mengurangi pengangguran. Entrepreneur dianggap sebagai orang mempunyai pemikiran kreatif dan inovatif dalam mencari terobosan baru ( pemikiran out of the box). Sementara akademisi menerangkan entreprennership dengan berbagai teori dan praktek dengan menarik. Menciptakan lapangan kerja yang banyak adalah usaha kecil dan menengah bukan perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan teknologi tinggi.
Entrepreneurship adalah salah satu program penting dalam pemerintah, sehingga Negara mengusulkan agar entrepreneurship masuk ke dalam kurikulum. Menurut presiden RI parasiswa dan mahasiswa perlu dilatih untuk menjadi manusia yang kreatif dan inovatif. Dengan adanya himbauan tersebut maka dapat dikatakan Entrepreneurship sangat penting sehingga banyak lembaga-lembaga pendidikan tinggi mencari terobosan untuk memasukkan matakuliah-matakuliah entrepreneurship yang dapat membekali para mahasiswanya untuk terjun ke dunia usaha.
Dengan adanya entrepreneurship dimasukkan di kurikulum supaya ada virus entrepreneuership ke para siswa atau mahasiswa untuk mempersiapkan menjadi wirausaha muda. Entrepreneurship bukanlah sesuatu yang mistik tetapi yang dapat datang sendiri tetapi harus dipelajari. Pendidikan entrepeneurship harus tertuju pada pembentukan sikap dan keahlihan orang terhadap entrepreneurship dan tidak terbatas pada pelatihan dan pemahaman teoritis. Entrepeneursship perlu pembentukan sikap, dalam hal ini adalah etika sebagai dasar yang sangat penting untuk para calon wirausaha muda.
Sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro. Dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara, bahkan tindakan yang identik dengan kriminalpun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakkan kecenderungan tetapi sebaliknya, semakin hari semakin meningkat.
Manfaat
Bagi dunia pendidikan, dibidang Entrepreneurship (kewiraushaan) khususnya tentang pelanggaran etika dalam bisnis, sehingga dapat menjadi bahan acuan bagi mahasiswa yang akan menyusun makalah selanjutnya. Dalam mencapai tujuannya agar lebih mengorientasikan kegiatan bisnisnya sesuai dengan standar Etika Bisnis, karena kunci utama kesuksesan bisnis adalah sebagai pengusaha memikirkan apa yang ada di dalam benak seseorang yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain.
PEMBAHASAN
Pengalaman wirausaha yang aktif dalam dunia bisnis akan menjadi sumber pengetahuan yang berguna bagi calon wirausaha atau bahkan untuk praktisi. Sharing antar wirausaha itu merupakan data yang diolah menggunakan metode fenomenologi. Metode fenomenologi adalah metode yang sangat cocok untuk menganalisis pengalaman partisipan atau wirausaha.
Pengertian Etika, Etika Bisnis dan Pelanggaran Etika Bisnis
Kata "etika" berasal dari bahasa yunani "ethos" yaitu ilmu yang secara khusus menyoroti perilaku manusia dari segi moral. Etika adalah cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan (rightness) atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan - aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat. Etika bisnis adalah standar- standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan sebuah perusahaan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Pelanggaran etika bisnis adalah penyimpangan standar - standar nilai (moral). Paradigma etika dan bisnis adalah dunia berbeda yang sudah saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan bisnis atau bekerjasama antara etika dengan laba. Justru di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah keunggulan bersaing yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etik penting untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.
Prinsip - prinsip Etika Bisnis
Prinsip - prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:
1.Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2.Prinsip Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
3.Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip ini berhubungan dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan (manajer dan segenap karyawan).
4.Prinsip keadilan
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karyawan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
5.Prinsip hormat pada diri sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan. Hormat pada diri sendiri maksudnya adalah perusahaan harus menjaga nama baiknya dengan menerapkan prinsip jujur, tidak berniat jahat, dan melakukan prinsip keadilan sehingga mendatangkan apresiasi yang baik dari lingkungan.
Pentingnya Etika Bisnis
Perilaku etik penting untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik lingkup makro maupun mikro, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Perspektif Makro; pertumbuhan suatu negara tergantung pada sistem pasar yang berperan lebih efektif dan efisien daripada sistem komando dalam mengalokasikan barang dan jasa. Pengaruh dari perilaku tidak etik pada perspektif bisnis makro adalah sebagai berikut:
1. Penyogokan atau suap; hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kebebasan memilih dengan cara mempengaruhi pengambil keputusan.
2. Coercive act (Undang-undang Tindakan yang Tak Bisa Dimaklumi); mengurangi kompetisi yang efektif antara pelaku bisnis dengan ancaman atau memaksa untuk tidak berhubungan dengan pihak lain dalam bisnis.
3. Deceptive information (Informasi yang Menipu).
4. Pencurian dan penggelapan; dan unfair discrimination (perlakuan tidak adil).
Perspektif Bisnis Mikro; dalam Iingkup ini perilaku etik identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam Iingkup mikro terdapat rantai relasi di mana supplier, perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada Iingkup makro. Tiap mata rantai penting dampaknya untuk selalu menjaga etika, sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik.
Langkah - langkah dalam menciptakan etika bisnis
Dalam menciptakan etika bisnis, maka dianjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Pengendalian Diri.
b. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility).
c. Mempertahankan Jati Diri.
d. Menciptakan Persaingan yang Sehat.
e. Menerapkan Konsep "Pembangunan Berkelanjutan"; dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
f. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar.
g. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha.
h. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama.
i. Memelihara Kesepakatan.
j. Menuangkan ke dalam Hukum Positif.
Mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis yang sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam organisasi. Itu berupa senyum sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak menyalah gunakan kedudukan, kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol diri, toleran, dan tidak memotong pembicaraan orang lain. Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan, menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Sedangkan berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip- prinsip dan aturan-aturan. Jadi intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi.
SIMPULAN
Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan:
1. Dalam aplikasi pada Entrepreneurship dan perilaku etis dan kepercayaan (trust) dapat mempengaruhi operasi perusahaan karena kunci keberhasilan bisnis adalah reputasi sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain.
2. Kita dapat melihat etika dan bisnis sebagai dua hal yang berbeda. Memang, beretika dalam berbisnis tidak akan memberikan keuntungan dengan segera, karena itu para pelaku bisnis harus belajar untuk melihat prospek jangka panjang.
3. Kemajuan teknologi informasi khususnya internet telah menambah kompleksitas
kegiatan "public relation" dan "crisis management" perusahaan.
4. Product recall / pengembalian barang dapat dilihat sebagai bagian dari etika perusahaan yang menjunjung tinggi keselamatan konsumen. Dalam jangka panjang, etika semacam itu justru akan menguntungkan perusahaan.
5. Perilaku tidak etis khususnya yang berkaitan dengan skandal keuangan berimbas pada menurunnya aktivitas dan kepercayaan investor.
6. Sanksi hukuman di Indonesia masih lemah jika dibandingkan dengan sanksi hukuman di AS. Di Amerika, pelaku tindakan criminal di bidang keuangan dikenai sanksi hukuman 10 tahun penjara sedangkan di Indonesia hanya diberi sanksi teguran atau pencabutan izin praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Wijatno S (2009), Pengantar Entrepreneurship, Grasindo, Jakarta
Raco dan Revi, 2012, Meode Fenomenologi Aplikasi Pada Entrepreneurship , Grasindo, Jakarta.
Shinnan, R, et all, 2009, Entrepreneurship Education Action Campus, The Journal of Education for Business, Vol 84, Issue 3 p 151-159.
Baswir, Revrisond. 2004. Etika Bisnis. Dalam Kompas Senin, 08 Maret 2004.
Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Buchholtz, R.A and S. B. Rosenthal. 1998. Business Ethics. Upper Saddle River,N.J.: Prentice Hall.
Dalimunthe, Rita F. 2004. Etika Bisnis. Dalam Website Google: Etika Bisnis dan Pengembangan Iptek.
DeGeorge, R. 2002. Business Ethics. Upper Saddle River, N.J.: Prentice-Hall, 5 thEd.
Hatta, Mohammad. 1960. Pengantar ke Djalan Ilmu dan Pengetahuan. PT. Pembangunan Djakarta. 31 Hal.It Pin. 2006. Etika dan Bisnis. Dalam Kompas, Jumat 30 Juni 2006.
Nofie, lman, Nofie ?, Pengantar Etika Bisnis. Dalam Website Google: Etika Bisnis dan Pengembangan Iptek.
Nofie, Iman. 2006. Etika Bisnis dan Bisnis Beretika. Dalam Website Google: Etika Bisnis dan Pengembangan Iptek.
Rukmana. 2004. Etika Bisnis dalam Prinsip Ekonomi Syariah. Makalah Disajikan pada Seminar "Etika Bisnis Dalam Pandangan Islam" yang Diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Bandung, sabtu 6 Maret 2004.
Sims, R. 2003. Ethics and Corporate Social Responsibility - Why Giants Fall. C.T. Greenwood Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H