Mohon tunggu...
Refa Kris
Refa Kris Mohon Tunggu... -

Seniman muda berbakat (ndean tapi)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kentauromakhia

10 Mei 2014   16:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku itu liar

Aku adalah kentaur

Aku menyetubuhi kuda

Setengah tubuhku terperosok ke tubuh kuda

Syaraf-syarafpun sudah tersambung, melalui gumba

Kucambuki tubuhku sendiri

hingga darah mengucur deras

tercampur tumpahan anggur

Lalu kuminum kembali

sampai mabuk darah

Pedangku marah, mataku mengagah

Perang dimulai !

Tentu,

Sudah hilang birahiku kepada keturunan Lapith

Karenanya kini aku pindah haluan

Mulai dari Laut Ionia sampai Himalaya pedangku menari-nari

Hingga akhirnya berhenti di Babilonia, dalam kemenangan

Aku telah melenyapkan sebuah bangsa

Hingga tak ada lagi sisa-sisa sejarah

ataupun puing-puing tradisi

Jika ada tersisa

Dialah Bukefalos

Akan aku tunggangi nanti malam

Untuk menciptakan kentaur-kentaur baru

Untuk menciptakan perang-perang baru

Aku adalah kentaur

Akan terus menjamur

SAMPAI KALIAN AKUR

-refa- 2 Mei 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun