Mohon tunggu...
Refa Kris
Refa Kris Mohon Tunggu... -

Seniman muda berbakat (ndean tapi)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

SLAMET

10 Mei 2014   16:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

wajah semu itu mengerutkan dahinya dibalik dinding kabut

ubun-ubunnya seperti mau njeblug

matanya sudah merah, tapi terus saja dikucek-kucek

dalam bebasnya, ia mengaku masih diborgol

karena niatnya berbeda dengan niat-Nya

Siapa gerangan yang mendinginkan mendoan dari tangannya?

Siapa gerangan yang menghangatkan telapak kakinya dari ketidaksabaran?

Sejak dahulu ia dituntut untuk sabar

Walaupun banyak manusia manusia kurang ajar indekos gratisan di gubuknya

"Sabar...sabar...sabar...

Nek ora sabar inyong ora bakal SLAMET.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun