wajah semu itu mengerutkan dahinya dibalik dinding kabut
ubun-ubunnya seperti mau njeblug
matanya sudah merah, tapi terus saja dikucek-kucek
dalam bebasnya, ia mengaku masih diborgol
karena niatnya berbeda dengan niat-Nya
Siapa gerangan yang mendinginkan mendoan dari tangannya?
Siapa gerangan yang menghangatkan telapak kakinya dari ketidaksabaran?
Sejak dahulu ia dituntut untuk sabar
Walaupun banyak manusia manusia kurang ajar indekos gratisan di gubuknya
"Sabar...sabar...sabar...
Nek ora sabar inyong ora bakal SLAMET.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!