wajah semu itu mengerutkan dahinya dibalik dinding kabut
ubun-ubunnya seperti mau njeblug
matanya sudah merah, tapi terus saja dikucek-kucek
dalam bebasnya, ia mengaku masih diborgol
karena niatnya berbeda dengan niat-Nya
Siapa gerangan yang mendinginkan mendoan dari tangannya?
Siapa gerangan yang menghangatkan telapak kakinya dari ketidaksabaran?
Sejak dahulu ia dituntut untuk sabar
Walaupun banyak manusia manusia kurang ajar indekos gratisan di gubuknya
"Sabar...sabar...sabar...
Nek ora sabar inyong ora bakal SLAMET.
Sabar...sabar....sabar....
Nek ora sabar berarti inyong udu SLAMET."
kata-kata itu selalu saja keluar
setiap kali amarahnya sudah diredam
-refa- 9 Mei 2014
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI