Mohon tunggu...
Hamid Redi
Hamid Redi Mohon Tunggu... Jurnalis - Literature Indonesian Student in Universitas Indonesia

Indonesian Literature student last semester with three internship experiences in Administration and librarianship positions as well as event manager in a large company and government. Have the ability to drafting and preparing cooperation documents, archive documents and books regularly manually and digitally, distribute products, compile reports, write descriptive articles, edit writings/works, book inventory, design competition events, and store documentation. Have the consistency to explore various things and new fields, especially media aspiring to have a career as a journalist.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Musim Panen Buah Duku

15 Januari 2023   13:54 Diperbarui: 15 Januari 2023   14:22 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biasanya kegiatan memanen duku ini berakhir sampai pukul 16.00 setiap harinya dan dilanjutkan besoknya jika belum selesai. Saat malam hari, ketika selesai mandi dan shalat isya keluarga kami berkumpul diruang tamu bercerita tentang pekerjaan mereka di kota dan kegiatan seharian tadi, saat jam tidur banyak kasur yang berjejer di ruang tamu karena di rumah saya hanya sedikit kamarnya dan mereka  harus di ruang tamu. 

Pemandangan berjejernya kasur diruang tamu ini adalah pemandangan yang paling saya sukai karena sangat unik, momen seperti ini hampir mirip dengan kondisi keluarga besar saya saat lebaran hanya berbeda pada ragam makanan yang disajikan, saat lebaran biasanya yang disajikan yaitu opor, rendang, ketupat, dan soto. Namun, ketika berkumpul musim panen yang dominan adalah buah-buahan yang sedang dipanen saat itu misalnya duku, durian, manggis dan makanan ringan lainnya

Setelah pulang dari tempat kami biasanya paman saya dan keluarga yang lain membawa beberapa peti untuk dibawa ke rumah mereka sebagai makanan ringan dan oleh-oleh. Kemudian, ketika sampai mereka juga sering membagikan beberapa untuk tetangga sekitar rumah mereka. Menurut masyarakat di luar daerah, daerah  kami ini merupakan penghasil jenis duku yang paling manis dan baik dari segi rasa dan kualitasnya. Tidak heran ketika musim panen datang pasokan permintaan barang sangat banyak, sampai seketika sering kekurangan stok untuk dikirim ke luar daerah. 

Kebiasaan ini telah menjadi budaya yang turun temurun di keluarga kami maupun masyarakat sekitar, banyak hal positif yang kami ambil dengan hadirnya kebudayaan berkumpul ini seperti menjadi wadah untuk bersilaturahmi sesama anggota keluarga dan masyarakat, menjadi waktu untuk beristirahat dari sibuknya bekerja, sebagai ladang ekonomi masyarakat dan pemerintah, dan wadah bersyukur kepada tuhan dan alam atas nikmat yang diberikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun