Jurnalis harus membuat sebuah keputusan dari data-data berita yang dikumpulkan AI. Apakah dia harus mengejar atau meninggalkan berita tersebut. Semua pilihan jatuh ditangan sang jurnalis manusia.
Kelemahan lain dari AI adalah verifikasi atau cover both sides. Peran penting jurnalis manusia ada di sini, yaitu verifikasi data. Jurnalis di masa depan tidak boleh melupakan pentingnya cover both sides dalam teks jurnalistik.
Sudah kita ketahui betapa masifnya perkembangan AI hingga saat ini. Bahkan munculnya NewsGPT juga merupakan gebrakan bagi jurnalis. Jurnalis dipaksa belajar dan berinovasi agar bisa tetap relevan.
Penggunaan AI tentu mampu mempermudah pekerjaan jurnalis. Pengumpulan data dalam sekejap dan mencari informasi dari sumber tersulit sekalipun. Semuanya bisa menjadi alat bantu yang praktis bagi jurnalis.
Perlu diingat kembali bahwa AI tidak memiliki perasaan. Peran jurnalis manusia sangat penting dalam sebuah produk jurnalistik. Hanya jurnalis manusia yang mampu memberikan nilai humanis pada sebuah teks jurnalistik.
Referensi
Marconi, F. (2020). Newsmakers: Artificial intelligence and the future of journalism. New York: Columbia University Press.
Sawers, P. (2015, Februari 7). How newswhip helps newsrooms track the web's top-trending stories. VentureBeat. Diakses pada 20 Oktober 2023, dari https://venturebeat.com/media/how-newswhip-helps-newsrooms-track-the-webs-top-trending-stories/
Widodo, Y. (2020). Jurnalisme multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H