Tak sedikit dari mereka yang mengatakan bahwa memiliki teman yang 'iri' dan merasa temannya sebagai saingannya dalam menghasilkan suatu prestasi baru.
Suka Menyebarkan Gosip
Baik perempuan maupun lelaki, teman-teman toxic ini pasti gemar sekali bergosip sana sini. Mereka mungkin tidak peduli bahwa kabar burung yang mereka ceritakan itu nyata atau tidak, mereka juga tidak akan repot-repot memikirkan perasaan orang yang sedang digosipkan. Jika dalam satu atau dua kali tempo, bergosip tentang suatu masalah mungkin itu hal yang biasa, namun ketika gosip mulai terasa tidak masuk akal kamu perlu curiga. Bisa jadi temanmu itu memang hobi berceloteh tanpa memikirkan efeknya. Terkadang hal-hal sederhana yang kita lakukan bisa selalu menjadi bahan gosip para teman-teman toxic ini. Seolah-olah apa saja yang dilakukan orang lain selalu salah dan memiliki celah untuk di kritik.
Manipulatif
Seseorang yang toxic bisa menjadi sangat manipulatif jika mereka menginginkan sesuatu. Mereka mampu mengungkapkan fitnah, memutarbalikkan fakta, serta memanipulasi keadaan. Tidak memandang apakah itu teman dekat ataupun sahabat, mereka kan tetap memanipulasi keadaan ataupun memutarbalikkan fakta demi keuntungannya sendiri.
Mencoba untuk merubah dirimu
Dalam pertemanan yang sehat, kita akan merasa cocok atau se'frekuensi' terhadap teman kita. Akan tetai apabila toxic friend ini mereka akan mulai suka mengatur dirimu, mulai berusaha untuk merubah sikapmu, mengajak untuk melakukan hal-hal yang kamu rasa tidak pantas untuk dilakukan, dan masih banyak lagi hal yang akan dilakukannya demi mengubah dirimu. Hal tersebut perlu diwaspadai karena tidak mungkin kamu juga akan berubah menjadi seperti apa yang diinginkan olehnya
Dampak Pada Prestasi
Lingkungan pertemanan memiliki pengaruh yang sangat besar pada kondisi seseorang, khususnya anak usia remaja. Seperti pepatah banyak teman banyak rezeki, semakin luas pergaulan dan banyaknya relasi akan membuka peluang untuk mendapatkan rezeki. Tetapi, pepatah ini tidak sesuai apabila kita berada pada pertemanan yang toxic. Lingkungan pertemanan yang toxic membuat seseorang merasa stres bahkan depresi. Kondisi mental yang tidak baik secara otomatis juga akan berpengaruh pada hasil prestasi seseorang.
Pada KBBI (1996:186) dijelaskan bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Dalam masalah prestasi belajar, lingkungan pertemanan mendapat peran yang cukup besar. Sifat manusia sebagai makhluk sosial membuat teman memiliki posisi yang penting dalam kehidupan seseorang. Lingkungan pertemanan yang sehat akan membawa dampak positif dan hasil yang baik pada prestasi belajar seseorang. Sebaliknya, pada pertemanan yang tidak sehat atau yang biasa dikenal sebagai toxic friendship akan membawa pengaruh negatif pada hasil prestasi belajar seseorang.
Yager (2006: 93-116) menjelaskan beberapa dampak toxic friendship pada prestasi belajar. Dampak tersebut di antaranya, seperti: