Mohon tunggu...
REDEMPTUS UKAT
REDEMPTUS UKAT Mohon Tunggu... Lainnya - Relawan Literasi

Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam kasih (1kor. 16:14)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Awam Katolik di Tengah Kemajemukan di Indonesia

13 Oktober 2022   21:11 Diperbarui: 13 Oktober 2022   21:18 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air di Indonesia, awam katolik merupakan salah satu komponen anak bangsa yang turut mewarnai kemajemukan bangsa Indonesia. Walaupun jumlahnya tidak banyak, hanya mencapai 3,08% dari total penduduk Indonesia awam katolik juga memiliki peran yang penting dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia serta terlibat dalam upaya memajukan negara Indonesia menjadi negara yang besar dan berdaulat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tokoh -- tokoh awam katolik yang dianugerahi penghargaan sebagai pahlawan nasional.

Namun sebagai bangsa yang besar, Indonesia sering dihadapkan pada persoalan -- persoalan yang berbau SARA di mana awam katolik juga terkena dampaknya. Awam katolik kerap mendapatkan perlakuan -- perlakuan yang kurang menyenangkan seperti pembangunan gereja yang dihambat, diskriminasi, persekusi dan tindakan -- tindakan intoleransi lainnya. Di lain pihak di beberapa tempat yang menjadi basis katolik, awam katolik justru menjadi pelaku tindakan -- tindakan intoleran. Hal -- hal ini kemudian menciptakan suasana yang kurang kondusif bagi perkembangan bangsa dan negara.

Nah karena itu pada kesempatan ini penulis mencoba mengurai tentang siapa itu awam katolik, apa perannya serta bagaimana sikap yang mesti diambil oleh seorang awam katolik ketika berhadapan dengan kasus -- kasus Intoleransi. Hal ini dirasakan penting karena dengan mengambil sikap yang tepat, seorang awam katolik tidak saja menyelamatkan dirinya tetapi juga telah menciptakan kedamaian bagi bangsa Indonesia.

Siapakah Awam Katolik?

Secara etimologis kata awam merupakan kata bahasa Arab yang berarti umum, biasa, atau orang kebanyakan. Dalam kitab suci perjanjian lama kata awam disamakan dengan kata bahasa Yunani laos atau kata sifatnya laikos yang berarti orang. Kata laos ini dipertentangkan dengan ta enqh yang berarti bangsa -- bangsa kafir. Jadi, kita bisa katakan bahwa awam yang dimaksud dalam kitab suci adalah bangsa Israel. Dengan merujuk pada arti etimologis itu awam katolik kemudian diartikan sebagai orang -- orang pilihan Allah yang baru dikonsekrir oleh Roh Kudus.

Dalam arti yang lebih luas awam katolik berarti umat beriman. Arti ini  bersumber Konsili Vatikan II. Hal itu dirumuskan dalam definisi sebagai berikut; awam katolik adalah "umat beriman selain yang menerima tahbisan dan termasuk di dalam institusi gereja; yang melalui pembabtisan menjadi anggota umat Allah yang mengambil bagian dalam tiga misi perutusan Kristus sebagai imam dan Nabi serta Raja yang mengemban misi seluruh kehidupan menggereja dan memasyarakat".

Peranan Awam Katolik

Peranan awam katolik di dalam gereja dan di tengah dunia sangat penting. Sebab selain sebagai bagian terbesar dalam gereja, awam katolik juga merupakan jembatan yang menghubungkan gereja dan dunia. Dalam kehidupan menggereja awam katolik menghidupi karakter sekular yakni karakter yang bersifat profan. Hal ini tergambar dalam salah satu rumusan Konsili Vatikan II yang berbunyi " kaum awam adalah mereka yang menyibukan diri dengan urusan -- urusan duniawi". Tetapi bukan berarti terlepas sama sekali dari gereja melainkan senantiasa dalam terang iman Katolik.

Peranan awam katolik di tengah dunia pada hakekatnya merupakan perpanjangan tangan Kristus sebagai imam, nabi dan raja. Sebagai imam, awam katolik dituntut untuk mampu menguduskan sesama. Sebagai nabi, awam katolik dituntut untuk mampu mewartakan sabda Allah dan sebagai raja, awam katolik dituntut untuk mampu memimpin diri dan sesama supaya semakin mengenal Allah dan memajukan kehidupan manusia di dunia.

1. Menguduskan Sesama ( Karakter Imamat)

 Di dalam gereja awam katolik melakukan karya pengudusan terhadap sesama tetapi tidak seperti yang dilakukan oleh para imam atau kaum tertahbis. Cara pengudusan awam katolik ialah melengkapi kekurangan saudara -- saudarinya dan memberi semangat kepada umat beriman lainnya, mengantar orang -- orang yang berada jauh dari atau malas ke gereja dan memberikan pengajaran katekese yang intensif kepada sesama. Selain itu seorang awam katolik juga dapat melakukan pelayanan -- pelayanan pastoral bagi umat katolik lain bila di daerah tersebut kekurangan imam serta memberikan pembabtisan darurat bagi mereka yang sudah di ambang maut.  

2. Mewartakan Sabda Allah (Karakter Nabi)

Mewartakan Sabda Allah merupakan tugas semua orang Kristen karena pada dasarnya sebagai orang Kristen adalah panggilan kepada karya kerasulan. Dalam Lumen Gentium dikatakan bahwa setiap orang beriman memikul tanggung jawab mewartakan sabda Allah kepada orang lain. Sebagai awam katolik tugas ini pun menjadi sangat penting. Tetapi cara pewartaan seorang awam katolik tidaklah sama dengan para imam lewat homili atau kotbah di gereja -- gereja melainkan lewat serangkaian cara yang unik yang mudah dimengerti oleh masyarakat pada umumnya. Karena itu seorang awam katolik dituntut untuk bisa menjadi kitab suci yang hidup. Artinya perbuatan dan tindakannya merupakan perwujudan kitab suci sendiri sehingga menjadi teladan bagi sesama.

Dalam kitab suci hal ini juga ditegaskan oleh Tuhan Yesus. Ia berkata, "hendaklah terangmu bercahaya di depan manusia sekian, hingga mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan bapamu yang di Surga" (Mat. 5:16 ). Pada tempat yang lain Rasul Paulus juga berkata, "celakalah aku bila tidak mewartakan Injil" (1 Kor 9:16).

3. Memimpin diri dan Sesama (Karakter Raja)

Seorang awam katolik juga diserahi tugas untuk memimpin tetapi tidak sebagaimana yang dijabat oleh para imam melainkan dalam arti yang jauh lebih luas. Awam katolik diberikan tugas sebagai pemimpin dalam hal religius maupun dalam hal -- hal duniawi. Dalam hal religius awam katolik dapat menjadi pemimpin di KUB -- KUB dan di lingkungan masing - masing. Dalam hal duniawi mereka mempunyai peran sentral yang mencakupi seluruh bidang kehidupan dan bidang profesi manusia.

Konsili Vatikan II menyatakan secara jelas bahwa kaum awam berperan dalam semua hal yang menyangkut tata dunia yaitu kepentingan kehidupan keluarga, kebudayaan, perekonomian, kesenian dan profesi -- profesi lembaga -- lembaga masyarakat politik, hubungan internasional dan hal -- hal sejenis demikian pula perkembangan dan kemajuannya. Di mana hal -- hal ini tidak diurus oleh para imam atau kaum tertahbis.

Dalam sejarah Indonesia, peranan awam katolik cukup menonjol. Ada tokoh -- tokoh awam katolik yang kiprahnya dikenal oleh seluruh bangsa Indonesia. mereka itu diantaranya I. J. Kasimo, S. Kartodirjo, Yos Sudarso, Jakob Oetama dan P.K. Ojong serta masih banyak lainnya. Mereka tidak saja menjalankan peranan sebagai anggota gereja katolik yang setiap minggu mengikuti misa di gereja, tetapi juga menunjukkan peranan sebagai orang katolik yang mampu tampil di panggung Indonesia sambil melakukan tiga misi Kristus sebagai imam, nabi dan raja.

I. J. Kasimo misalnya, ia dikenal oleh bangsa Indonesia sebagai seorang pelopor kemerdekaan Indonesia.  Setelah kemerdekaan Indonesia, ia juga pernah menduduki jabatan -- jabatan penting dalam pemerintahan. Pada masa kabinet Amir Syarifudin, ia menjabat sebagai Menteri Persediaan Makanan Rakyat. Pada Masa pemerintahan Hatta I dan II, ia menjabat sebagai Menteri Persediaan Makanan dan Kemakmuran. Pada masa pemerintahan Burhanudin Harahap, ia menjabat sebagai Menteri Perekonomian.

Sebagai seorang katolik, I. J. Kasimo ikut mendirikan Partai Politik Katolik Indonesia. Ia juga memberi teladan bahwa berpolitik itu adalah suatu pengorbanan tanpa pamrih. Baginya berpolitik harus selalu memakai beginsel atau prinsip yang harus dipegang teguh. Oleh karena teladannya ini, Jakob Oetama pernah mengatakan bahwa I. J. Kasimo adalah salah satu tokoh yang memegang teguh motto salus populi suprema lex yang berarti kepentingan rakyat adalah hukum tertinggi.

Selain I. J. Kasimo, tokoh awam katolik lain yang cukup mencolok perannya adalah P. K. Ojong. Ia dan Jacob Oetama merupakan pendiri harian Kompas dan majalah bulanan Intisari yang saat ini menjadi surat kabar terbesar dan terluas wilayah penyebarannya. P. K. Ojong dikenal sebagai pribadi yang bersahaja, rajin,  ulet dan sangat taat beragama. Karena itu ia disayangi banyak orang dari berbagai kalangan baik Kristen maupun Islam. Ia hidup berbaur dengan semua orang tanpa membeda -- bedakan mereka.  Bahkan seorang temannya yang beragama Islam pernah menulis tentang dia, "hidupnya penuh dengan kegiatan untuk masyarakat dan bangsanya. Sebagai manusia, P. K. Ojong adalah seorang teman yang setia kawan, dan suka menolong kawan yang berada dalam kesulitan."

Kedua tokoh ini tidak saja mengambil peran sebagai tokoh awam katolik yang hebat tetapi mereka juga mengambil sikap -- sikap yang tepat sebagai seorang katolik di tengah kemajemukan di Indonesia. Karena itu mereka tidak hanya dicintai oleh sesama awam katolik melainkan juga dicintai dan dihormati oleh sesama yang bukan katolik.

Sikap -- sikap Awam Katolik 

Nah, apa sikap- sikap yang harus dimiliki seorang awam katolik di tengah kemajemukan di Indonesia?

1. Bersikap baik terhadap sesama. Setiap orang katolik yang sering membaca kitab suci dan mengamalkannya dalam hidup tentu tidak akan bertindak intoleran terhadap orang lain. Sebab Tuhan Yesus menentang tindakan -- tindakan intoleran. Ia justru mengajarkan kita untuk mencintai sesama  termasuk musuh -- musuh.

Tuhan Yesus pernah berkata, "Siapa yang berkata kepada saudaranya kafir, harus dihadapkan ke Mahkama Agama dan siapa yang berkata kepada saudaranya jahil, harus diserahkan ke neraka yang menyala -- nyala" (Mat. 5: 22). Dalam perikop lain Tuhan Yesus juga pernah mengatakan, "Kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi mereka yang yang mencaci kamu" (Luk. 27-28). Dengan bertolak dari dua perkataan Tuhan Yesus ini awam Katolik harus mampu bersikap dengan tepat terhadap kelompok lain.

2. Memandang bahwa awam katolik adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Awam katolik tidak berdiri sendiri melainkan berada bersama -- sama dengan sesama warga negara Indonesia yang lain tetapi tetap mempertahankan corak dan kekhasannya.

3. Setiap awam katolik harus terbuka terhadap sesama dengan mengambil jalan dialog. Ini memang bukan ide baru tetapi sangat penting bagi kerukunan antar umat beragama. Gereja Katolik bahkan melihat bahwa dialog antar umat beragama sangat perlu dan hal ini ditegaskan dalam dokumen -- dokumen gereja seperti Ad Gentes 10-12, Ecclesiam Suam 41-42 dan Redemptor Hominis 11 -- 12.

4. Awam Katolik harus terbiasa hidup membaur dengan kelompok lain. Kurangnya kontak dan komunikasi biasanya menciptakan kecurigaan bahkan permusuhan. Hal ini menyata dalam pepatah lama, kalau tak kenal maka tak sayang. Pepatah ini mengandung nasihat untuk mengenal satu sama lain sehingga bisa saling memahami dan akhirnya saling mencintai.

5. Menjunjung tinggi hak asasi manusia. Seorang awam katolik harus mampu menjunjung tinggi hak asasi manusia setiap orang apa pun agamanya. Sebab di dunia tidak ada seorang pun yang memiliki martabat yang lebih tinggi dari yang lain. Semua orang setara sehingga berhak untuk dihargai dan dihormati hak -- hak asasinya.

Memang tidak mudah hidup di tengah kemajemukan, apalagi menjadi minoritas. Namun sebagai awam katolik kita dituntut untuk menjadi 100 % Katolik dan 100 % Indonesia. Itu artinya bahwa kegembiraan dan harapan serta duka dan kecemasan Bangsa Indonesia harus menjadi kegembiraan dan harapan serta duka dan kecemasan awam katolik juga. Karena itu seorang katolik harus bisa mengenal dirinya sendiri, apa perannya di tengah dunia dan di Indonesia serta mampu mengambil  sikap -- sikap yang tepat di tengah kemajemukan di Indonesia. Hal ini penting karena kita juga merupakan anak bangsa Indonesia yang mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menjaga dan menciptakan kedamaian serta memajukan Negara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun