Bagaimana keberadaan/ eksistensi aktor dalam sistem sosial??
Eksistensi aktor dalam sistem sosial sangat berperan penting untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai sosial melalui internalisasi dan sosialisasi dari anggota masyarakat. Parsons memandang bahwa umumnya aktor itu bertindak pasif, mengapa demikian? Karena menurutnya aktor atau individu hanya sebagai penerima informasi saja dalam proses sosialisasi. Tentu tidak semua setuju dengan pendapat Parsons. Seorang tokoh dialektika sosialisasi -- Francois Baurraicaud -- mengkritik pendapat parsons.Â
Menurutnya aktor itu tidak bersifat pasif, mereka berpartisipasi secara aktif dalam proses sosialisasi. Hal ini dapat dilihat dari tindakan aktor yang merespon dan memproduksi hasil sosialisasi. Jadi hasil pola nilai, norma, dan tradisi yang disosialisasikan terhadap individu ini akan dilakukan oleh individu sebagai anggota masyarakat.Â
Lalu parsons berpendapat lagi bahwa tindakan sosial yang dilakukan individu ini bersifat sukarela karena dengan sendirinya aktor akan menerima dan memproduksi nilai norma, tradisi yang ada dilingkungannya dan dijadikannya bagian dari dalam dirinya. Apa itu tindakan aktor? Tindakan aktor ini adalah alat atau berbagai macam cara untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Tentu saja jika kita ingin mencapai suatu tujuan maka kita akan bertindak.Â
Walaupun tindakan individu memiliki kebebasan dalam memilih sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan, tentu individu tidak boleh melakukan tindakan yang sewenang-wenang oleh karena itu tindakan kita dibekali oleh bimbingan nilai dan norma yang sudah diinternalisasikan serta disosialisasikan terlebih dahulu kepada individu agar sesuai dengan apa yang diharapkan dalam masyarakat. Antar anggota masyarakat juga harus saling patuh terhadap nilai, norma, dan tradisi agar tidak mengalami disfungsi sosial.
Bagaimana ya mempertahankan keberadaan masyarakat agar tetap harmonis??
Pada tahun 1956 Parsons merevisi teori sistemnya dan menambahkan bahwa dalam masyarakat ada 4 subsistem atau dikenal dengan sistem AGIL. AGIL merupakan singkatan dari adaptation, goal attainment, integration, and latency. Yuk bahas lebih lanjut apa itu AGIL... Pertama adaptation, sistem sosial harus beradaptasi dalam menghadapi perubahan atau permasalahan dalam lingkungan sosialnya.Â
Dalam adaptasi ini dilakukan oleh subsistem ekonomi. Artinya dalam perkembangan kondisi dan situasi masyarakat ekonomi harus terus beradaptasi. Sebuah sistem sosial harus mengatasi masalah eksternal dan menyesuaikan dengan lingkungannya.Â
Contoh apabila terdapat problem kesejahteraan dalam masyarakat maka masyarakat melakukan produksi dan distribusi baik berupa barang ataupun jasa agar pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat berkembang. Kedua, goal attaiment, pencapaian  tujuan ini dilakukan oleh subsistem politik. Pencapaian tujuan ini juga berfungsi dari munculnya tindakan yang dilakukan aktor.Â
Contoh seseorang melakukan tindakan yang mengandung unsur paksaan yang sah dari suatu negara dengan tujuan agar masyarakat tidak bersikap resistensi. Ketiga, integrasi, integrasi ini dilakukan oleh subsistem hukum yang bertujuan untuk mengatur hubungan antar bagian komponen masyarakat seperti hubungan individu, kelompok, dan sistem sosial secara merata, dalam arti tidak ada yang lebih mendominasi sehingga tercipta solidaritas sosial dan tercapainya masyarakat yang harmonis.Â
Dan yang terakhir adalah Latency, pemeliharaan pola ini dilakukan oleh subsistem budaya yang berfungsi untuk mempertahankan nilai, norma, tradisi budaya serta melestarikan pola dan struktur yang ada dalam masyarakat seperti keluarga, agama, dan pendidikan. Stuktur tersebut sangat berperan penting dalam mensosialisasikan dan menanamkan nilai dan norma terhadap diri individu. Bahkan Parsons mengatakan bahwa keluarga sebagai miniatur masyarakat mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendistribusikan nilai-nilai dan norma serta melalui keluargalah masyarakat dapat terbentuk.