Sebelum membahas kontribusi Talcott Parsons dalam bidang ilmu sosiologi, yuk kenalan dulu siapa itu Talcott Parsons. Talcott Parsons atau yang biasa kita kenal dengan Parsons merupakan seorang sosiolog asal Colorado yang pemikirannya ini banyak sekali mempengaruhi para tokoh sosiologi di Amerika Serikat.Â
Hasil pemikiran Parsons yang paling terkenal yaitu mengenai Fungsinalisme Struktural. Parsons merupakan seorang sarjana muda di Universitas Amherst tahun 1924. Setelah lulus Parsons pun melanjutkan karirnya di London School of Economy di inggri lalu mengajar di Heidelberg dan Harrvard Universty tahun 1927.Â
Beliau juga menerbitkan buku pertamanya yaitu The Structur of Social Action di tahun 1937 lalu disusul dengan buku keduanya berjudul The Social System tahun 1951. Parsons juga pernah menjadi ketua jurusan sosilogi tahun 1944 di Harvard Universty, keren banget kan!!
Apa ya yang menjadi asumsi dasar dari teori fungsionalisme struktural ini?
Asumsi dasar dari teori ini yaitu Parsons menggambarkan masyarakat seperti anatomi tubuh manusia yang dimana masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang mempunyai fungsi dan peran masing-masing namun saling terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Apa sih yang mendasari integrasi masyarakat? Masyarakat terintegrasi atas dasar konsensus nilai dan norma antar anggotanya.Â
Dengan adanya kesepakatan ini dapat mengatasi perbedaan yang ada dalam masyarakat sehingga masyarakat terintegrasi. Masyarakat itu apa? dalam pandangan Parsons, masyarakat merupakan kumpulan dari sistem-sistem sosial yang memiliki fungsi dan peran masing-masing dan saling berhubungan. Seperti hal nya tubuh manusia apabila satu organ tubuh merasa sakit maka hal lainnya akan terdampak contoh aktifitas.Â
Begitupun dalam masyarakat, apabila dalam masyarakat terdapat masalah maka anggota lain terkena dampaknya karena masyarakat itu saling berhubungan dan saling ketergantungan.
Dalam teori fungsinalisme struktural Parsons selalu mengaitkan dengan aktor dan sistem sosial. Apa itu aktor? Aktor dalam pandangannya Parsons adalah kombinasi dari pola nilai dan orientasi yang diperoleh dari masyarakat dan memiliki fungsi, peran, serta nilai-nilai dominan dalam sistem sosial. Masyarakat yang dimaskud bukan hanya masyarakat dalam arti luas, tetapi juga keluarga.Â
Jadi aktor/ individu ini merupakan kombinasi pola nilai baik dari keluarga maupun masyarakat sekitar serta memiliki fungsi yang dominan dalam sistem sosial. Dalam keluarga dan masyarakat ini juga tidak lepas dari yang namanya proses sosialisasi dan internalisasi oleh anggota masyarakatnya. Lalu apa itu sistem sosial? menurut Parsons sistem sosial itu kumpulan dari aktor atau individu yang saling berinteraksi di masyarakat.Â
Dari interaksi ini mereka memiliki motivasi untuk mencapai kepuasan yang didefinisikannya berupa term/ simbol bersama yang terstruktur secara kultural. Singkatnya sistem sosial ini hasil dari konsensus bersama antar anggota masyarakat yang kemudian diwujudkan dengan simbol. Simbol yang dimaksud dapat berupa nilai, norma, dan tradisi. Intinya kalau kita berbicara mengenai sistem sosial maka tidak akan lepas dari yang namnya aktor, interaksi, masyarakat, dan kultural.
Bagaimana keberadaan/ eksistensi aktor dalam sistem sosial??
Eksistensi aktor dalam sistem sosial sangat berperan penting untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai sosial melalui internalisasi dan sosialisasi dari anggota masyarakat. Parsons memandang bahwa umumnya aktor itu bertindak pasif, mengapa demikian? Karena menurutnya aktor atau individu hanya sebagai penerima informasi saja dalam proses sosialisasi. Tentu tidak semua setuju dengan pendapat Parsons. Seorang tokoh dialektika sosialisasi -- Francois Baurraicaud -- mengkritik pendapat parsons.Â
Menurutnya aktor itu tidak bersifat pasif, mereka berpartisipasi secara aktif dalam proses sosialisasi. Hal ini dapat dilihat dari tindakan aktor yang merespon dan memproduksi hasil sosialisasi. Jadi hasil pola nilai, norma, dan tradisi yang disosialisasikan terhadap individu ini akan dilakukan oleh individu sebagai anggota masyarakat.Â
Lalu parsons berpendapat lagi bahwa tindakan sosial yang dilakukan individu ini bersifat sukarela karena dengan sendirinya aktor akan menerima dan memproduksi nilai norma, tradisi yang ada dilingkungannya dan dijadikannya bagian dari dalam dirinya. Apa itu tindakan aktor? Tindakan aktor ini adalah alat atau berbagai macam cara untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Tentu saja jika kita ingin mencapai suatu tujuan maka kita akan bertindak.Â
Walaupun tindakan individu memiliki kebebasan dalam memilih sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan, tentu individu tidak boleh melakukan tindakan yang sewenang-wenang oleh karena itu tindakan kita dibekali oleh bimbingan nilai dan norma yang sudah diinternalisasikan serta disosialisasikan terlebih dahulu kepada individu agar sesuai dengan apa yang diharapkan dalam masyarakat. Antar anggota masyarakat juga harus saling patuh terhadap nilai, norma, dan tradisi agar tidak mengalami disfungsi sosial.
Bagaimana ya mempertahankan keberadaan masyarakat agar tetap harmonis??
Pada tahun 1956 Parsons merevisi teori sistemnya dan menambahkan bahwa dalam masyarakat ada 4 subsistem atau dikenal dengan sistem AGIL. AGIL merupakan singkatan dari adaptation, goal attainment, integration, and latency. Yuk bahas lebih lanjut apa itu AGIL... Pertama adaptation, sistem sosial harus beradaptasi dalam menghadapi perubahan atau permasalahan dalam lingkungan sosialnya.Â
Dalam adaptasi ini dilakukan oleh subsistem ekonomi. Artinya dalam perkembangan kondisi dan situasi masyarakat ekonomi harus terus beradaptasi. Sebuah sistem sosial harus mengatasi masalah eksternal dan menyesuaikan dengan lingkungannya.Â
Contoh apabila terdapat problem kesejahteraan dalam masyarakat maka masyarakat melakukan produksi dan distribusi baik berupa barang ataupun jasa agar pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat berkembang. Kedua, goal attaiment, pencapaian  tujuan ini dilakukan oleh subsistem politik. Pencapaian tujuan ini juga berfungsi dari munculnya tindakan yang dilakukan aktor.Â
Contoh seseorang melakukan tindakan yang mengandung unsur paksaan yang sah dari suatu negara dengan tujuan agar masyarakat tidak bersikap resistensi. Ketiga, integrasi, integrasi ini dilakukan oleh subsistem hukum yang bertujuan untuk mengatur hubungan antar bagian komponen masyarakat seperti hubungan individu, kelompok, dan sistem sosial secara merata, dalam arti tidak ada yang lebih mendominasi sehingga tercipta solidaritas sosial dan tercapainya masyarakat yang harmonis.Â
Dan yang terakhir adalah Latency, pemeliharaan pola ini dilakukan oleh subsistem budaya yang berfungsi untuk mempertahankan nilai, norma, tradisi budaya serta melestarikan pola dan struktur yang ada dalam masyarakat seperti keluarga, agama, dan pendidikan. Stuktur tersebut sangat berperan penting dalam mensosialisasikan dan menanamkan nilai dan norma terhadap diri individu. Bahkan Parsons mengatakan bahwa keluarga sebagai miniatur masyarakat mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendistribusikan nilai-nilai dan norma serta melalui keluargalah masyarakat dapat terbentuk.
Teori Parsons ini pernah digunakan di indonesia pada zaman orde baru yang bertujuan untuk mengatur masyarakat agar tidak melakukan tindakan resistensi sehingga dapat menciptakan keharmonisan dalam masyarakat.
Sekian pembahasan mengenai teori fungsionalisme struktural yang dicetuskan oleh Talcott Parsons, kurang lebihnya mohon maaf, sampai bertemu di artikel selanjutnya. Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H