Dalam wawancaranya, RP juga menyampaikan jika stereotip ini bisa saja timbul karena adanya sistem hukum di Indonesia dan juga tingkat kefanatikan setiap orang dengan agamanya masing-masing.
Restu dari orang tua untuk lanjut ke jenjang pernikahan lebih sulit.
Saat sudah berbicara mengenai jenjang pernikahan, pastinya setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya. Merestui anaknya menikah dengan yang seagama saja pasti butuh pertimbangan panjang dari berbagai aspek. Karenanya tidak heran jika restu menikah berbeda agama akan lebih susah diberikan.Â
"Orang tua juga pastikan lihat dari banyak hal ya, kayak dari hukum di Indonesia yang gak gitu mendukung, terus stereotip di masyarakatnya juga jelek, belum lagi kemungkinan bertengkarnya lebih banyak. Udah gitu kalau semisal beneran jadi menikah, punya anak, kasian anaknya juga pasti. Orang tuanya beda agama, harus ikut salah satu, tapi yang diajarin pasti campur-campur. Atau kalau gak beda agama, berartikan harus pindah, ribet lagi pasti. Akanya restunya itu lebih susah, karena yaa memang yang dipertimbangkan lebih banyak dan berat," ujar S saat diwawancarai secara singkat.
Risikonya memang tinggi, namun bukan berarti mustahil untuk dijalani. Setelah membaca ini, apakah kamu masih tertarik untuk mencoba memiliki pacar beda agama?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H