19 September 2020
Selamat pagi rakyat Indonesia,Â
Tak di pungkiri, Â memasuki tahun 2000-an teknologi sudah memasuki masanya, dan sekarang sudah 20 tahun berlalu. Â Teknologi tetap menjadi prioritas hebat untuk terus dimajukan. Â Terutama ponsel atau gadget yang sebenarnya merupakan telpon genggam pada masanya. Â
Ponsel yang sekarang lebih dikenal sebagai smartphone  ( telpon pintar ),  mampu menjadi daya tarik para penggunanya. Tak terkecuali Indonesia. Â
Indonesia yang masuk dalam top 5 negara dengan penduduk terbanyak, Â merupakan mangsa pasar utama untuk penjualan smartphone. Â Bahkan, Â kemudahan dan fitur canggih pun sudah tertanam di smartphone. Â Dari mulai games, Â media sosial, Â mesin pencarian. Â Namun, Â ada yang selalu hadir di setiap smartphone. Yakni, Â google. Â
Google adalah mesin pencarian yang sejak kemunculannya sudah menjadi trending dan pembicaraan orang banyak. Â Bayangkan, Â apa yang kalian ingin tahu, Â google dapat memberikan informasi itu. Â Kalian hanya perlu mengetik klu apa yang kalian cari. Â Sebagai contoh, Â kalian ingin mencari cara memasak rendang dengan baik. Â Kalian hanya perlu mengetik " Cara memasak rendang ", Google akan otomatis menemukan bebarapa artikel atau muatan yang berkaitan dengan " Cara memasak rendang ". Â Hebat bukan. Â
Di Indonesia sendiri, Â Google banyak di sebut sebagai Mbah Google. " Mbah " Dalam kehidupan sehari-hari orang Indonesia banyak diartikan sebagai sebutan bagi orang yang lebih tua atau yang memiliki kemampuan atau pengetahuan yang luas. Â Tidak hayalan, Â sebutan Mbah dukun, Â Mbah sesepuh dan sebutan Mbah lainnya. Â
Dimasa yang semakin canggih, Â tidak dipungkiri bahwa hampir lebih dari 50% masyarakat Indonesia, Â memiliki smartphone di genggamannya. Â Bahkan, Â anak kecil atau balita saja sudah disuguhkan smartphone oleh orang tuanya. Â Pelajar SD sampai Perguruan tinggi pun sudah memiliki alat canggih di genggamannya, Â seperti smartphone ini.Â
Namun, Â apa ini efektif?
Jelas, Â smartphone juga sangat efektif dan menjadi pertanda seseorang itu kaya atau hanya berasal dari keluarga yang biasa biasa saja. Â Hal ini dikarenakan smartphone dengan berbagai tipe, Â memiliki harganya masing masing. Â
Namun, Â apa dampak dari smartphone dengan adanya google yang disebut sebagai Mbah Google di Indonesia. Â
Ini juga berdampak negatif menurut saya pribadi. Â Dimana para pelajar sudah tidak perlu belajar menggunakan buku dan memperhatikan. Â Karena, Â setiap soal yang diberikan oleh guru, Â mereka bisa mencarinya di mesin pencarian mba Google ini. Â
Ini akan menurunkan daya pikir para pelajar, Â bahkan, Â soal matematika yang rumit saja, Â sudah tersedia jawabannya di Mbah Google ini. Â
Jelas, Â ini akan menurunkan daya pikir generasi emas bangsa ini Dan menjadikan generasi ini terlalu bergantung kepada jawaban yang ada dalam mesin pencarian. Â
Yang menjadi kekhawatiran adalah kesalahan dalam berpikir dalam menemukan jawaban dari sebuah pertanyaan. Â Mengapa demikian??Â
Jelas ini akan terjadi, Â Mbah Google bukanlah teknologi yang berasal dari ke maha tahuan teknologi itu sendiri. Â Apa yang Mbah Google temukan sebagai mesin pencari itu berdasarkan SEO " search engine Optimizer " Atau kata kunci dari sebuah judul tulisan, Â artikel, Â berita dan apa yang telah diupload oleh manusia yang menggunakan teknologi, Â media sosial dan aplikasi yang terhubung dengan teknologi yang canggih Sekalas Google. Â
SEO ini memang sangat efektif untuk membuat pencari informasi bisa menemukan apa yang mereka cari dan kemungkinan untuk bisa di ketahui oleh orang banyak. Â Namun, Â jika isi dalam pencarian itu menyesatkan atau bahkan, Â membuat paradigma baru dan pandangan yang salah. Â Akan membuat pandangan baru yang juga salah nantinya. Â
Intinya, Â apa yang terdapat di dalam Google merupakan hasil dari pemikiran manusia atau berasal dari otak manusia itu sendiri. Â Sehingga, Â para pencari informasi atau yang menggunakan aplikasi pencari seperti Google ini, harus tetap menyaring informasi terhadap isi yang sedang ia telusuri. Â
Jangan sampai, Â pandangan dalam isi yang kalian cari menyesatkan dan tidak relevan dengan apa yang kalian cari. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H