Untuk dapat melaksanakan Peta Jalan Pembangunan diatas, Indonesia membutuhkan lulusan Perguruan Tinggi, generasi muda, dan SDM yang berkualitas dengan kompetensi yang mumpuni, berjiwa entrepreneur, beretos kerja tinggi, dan berakhlak mulia. Adapun profil lulusan Perguruan Tinggi, termasuk dari lulusan STIE Kalpataru, yang akan sukses dan mampu membantu Indonesia mewujudkan cita-cita luhur Kemerdekaannya adalah yang: (1) kompeten dan menguasai bidang ilmu yang digelutinya, (2) memiliki kemampuan berfikir logis, analisis, antisipasi, adaptasi, dan pemecahan masalah, (3) mampu menggunakan teknologi informasi (komputer dan smart phone), (4) memiliki jiwa entrepreneurship, (5) pandai bekerjasama dan bekerja dalam tim (teamwork), (6) menguasai minimal satu bahasa asing (Inggris, Arab, atau Mandarin), (7) memiliki kecerdasan emosional dan spiritual, dan (8) memiliki Iman dan Taqwa (IMTAQ) yang tinggi menurut agama masing-masing.
Agar lulusan Perguruan Tinggi memiliki delapan karakteristik tersebut, maka mahasiswa harus rajin membaca, belajar, meneliti, menyusun laporan (karya) ilmiah, terjun ke lapang dan berinteraksi dengan masyarakat, dan melatih diri untuk menjadi entrepreneur. Dengan manajemen waktu yang baik, mahasiswa pun sebaiknya aktif berorganisasi, sehingga mendapatkan soft skills (kecerdasan emosional) yang baik.
Pada saat yang sama, Perguruan Tinggi harus menciptakan lingkungan kampus yang kondusif bagi terselenggaranya proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Tri Darma) yang baik dan maksimal. Sehingga, Perguruan Tinggi mampu menghasilkan para lulusan (Diploma, S1, S2, dan S3) yang memiliki delapan karakteristik diatas. Peguruan Tinggi juga harus dapat menghadirkan kehidupan kampus yang kondusif bagi tumbuh kembangnya kebebasan akademik, menggali dan menghasilkan inovasi teknologi maupun non-teknologi yang dibutuhkan di dalam negeri maupun di dunia, dan budi pekerti dan akhlak mulia.
Untuk itu, Perguruan Tinggi harus memiliki: (1) kurikulum pendidikan dan metoda belajar-mengajar yang dapat meresponse kebutuhan pembangunan dan perkembangan zaman yang begitu dinamis dan tidak menentu (uncertain), (2) dosen yang mumpuni dengan jumlah yang cukup, (3) infrastruktur dan sarana pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang berkualitas dan mencukupi, (4) staf non-akademik yang profesional dan mencukupi, dan (5) tata kelola Perguruan Tinggi yang baik dan berkualitas dunia.
VII. PENUTUP
Dengan megimplementasikan Peta Jalan Pembangunan di atas secara konsisten dan berkesinambungan, bangsa Indonesia tidak hanya akan mampu mengatasi sejumlah permasalahannya (pengangguran, kemiskinan, rendahnya ketahanan pangan dan energi, gizi buruk, dan rendahnya daya saing serta IPM), tetapi juga akan berhasil mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaannya, Indonesia yang maju, adil-makmur, dan berdaulat pada 2040 insya Allah.
Untuk dapat mengimplementasikan Peta Jalan Pembangunan tersebut, diperlukan generasi muda yang kompeten dan memiliki entrepreneurship serta lulusan Perguruan Tinggi dengan delapan karakter seperti diuraikan sebelumnya.
BAHAN RUJUKAN
Badan Pusat Statistik, 2016. Berita Resmi Statistik Profil Kemiskinan di Indonesia September 2016 No. 06/01/Th. XIX. 2 Januari 2016. Jakarta.
Brown, R.L. 2003. Plan B: Rescuing a Planet under Stress and a Civilization in Trouble. New York: Earth Policy Institute. 285p.
Dahlman, C. 2008. Technology, Globalization, and International Competitiveness: Challenges for Developing Countries. In O’ Connor, D. and M. Kjollerstrom (Eds). 2008. Industrial Development for the 21st Century. Orient Longman and Zed Books in association with the UNITED NATIONS. New York. 430 p.