Selama ini, Presiden Jokowi sering menyatakan bahwa Indonesia sudah kebanyakan aturan. Over-regulation inilah yang menyebabkan inefisiensi. Ia menghambat kecepatan dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu, penulis melihat bahwa Blair ikut menjadi inspirasi Presiden Jokowi dalam mempercepat proses pengambilan keputusan. Advancing the presidential style to break the deadlock.
Dengan cara ini, Presiden Jokowi akan mendapat keuntungan politik. Beliau bisa menjadi dirinya sendiri dalam menentukan kebijakan publik. Dengan kata lain, he could leave his own mark in history. Persis seperti PM Blair.
Kesimpulannya, Tony Blair memang pantas menjadi Dewan Pengarah. Beliau adalah cerminan dari semangat reformisme-modernis yang ingin dibawa dengan pemindahan ibu kota ini. Lebih jauh lagi, Beliau juga memberikan inspirasi strategi kepemimpinan presidensial agar Indonesia mampu melakukan lompatan besar ke depan. Lompatan inilah yang harus kita lakukan untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
SUMBER
3 Tokoh Dunia Jadi Dewan Pengarah Ibu Kota Baru, Ini Imbalannya. Diakses pada 18 Januari 2020.
Tony Blair: Policies of the Blair Premiership. Diakses pada 18 Januari 2020.
Disclaimer: Tulisan ini sudah terbit di laman Qureta penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H