Lantas, pendapatan ini digunakan untuk mendanai berbagai parallel social programs. Berbagai program sosial yang terkesan bombastis, padahal tujuan dan kegunaannya sama. Ini adalah pembuangan uang rakyat dalam skala masif.
Akhirnya, kebijakan yang bertujuan untuk memperkuat kemerdekaan bangsa justru menjadi pisau yang membunuh kedaulatan rakyat. Mana mungkin rakyat berdaulat ketika mereka tidak makmur?Â
Justru, rakyat akan semakin ketergantungan terhadap inisiatif pemerintah dan bantuan asing. Bukannya menjadi orang merdeka (free man), rakyat justru menjadi budak (serfs).
Kalau kita gunakan fraseologi Bung Karno, kita harus makan bistik dan merdeka. Menciptakan kemakmuran yang meluas untuk membentuk manusia Indonesia yang merdeka. Manusia Indonesia yang berinisiatif, kreatif, toleran, dan pekerja keras.
Lantas, bagaimana cara yang harus dilakukan agar kita makan bistik dan merdeka?
Pertama, giatkan literasi dan inisiatif dalam sistem pendidikan kita. Not just for the smart few seperti sekarang. Tetapi kepada semua peserta didik. Berikan tugas-tugas yang mendorong peserta didik untuk membaca dan menulis.Â
Misalkan membuat sebuah esai opini tentang solusi permasalahan di sekitar mereka. Setelah ditulis, peserta didik harus mampu mengimplementasikan solusi tersebut.
Model tugas ini bisa diimplementasikan dalam berbagai pelajaran. Seperti matematika, ekonomi, sosiologi, dan lain sebagainya. Melalui cara ini, diharapkan output dari sistem pendidikan kita bisa menjadi problem solver dalam berbagai bidang. Mulai dari menjadi entrepreneur sampai reformer yang meningkatkan efisiensi berbagai unit ekonomi.
Kedua, tingkatkan kebebasan ekonomi dan demokratisasi melalui mekanisme pasar. Singkatnya, perluas peranan pasar dalam kehidupan ekonomi masyarakat.Â
Mengapa? Pasar mengizinkan setiap anggota masyarakat untuk memilih. Free to choose. Selain itu, pasar juga memberikan insentif kepada setiap anggota masyarakat untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. Being the best to compete.
Untuk membawa perluasan ini, pemerintah dapat memulai dengan mengurangi lingkup sektor publik. Privatisasi BUMN-BUMN yang dianggap lebih menguntungkan jika berada di sektor privat. Lakukan deregulasi dan streamlining agar industri-industri kita lebih percaya diri dalam bertindak. Terakhir, hanguskan sebagian besar kendali harga pemerintah. Let the market determine its value.