Sepuluh tahun kemudian, nama Susi Pudjiastuti meroket. Presiden Jokowi melantik Beliau menjadi menteri KKP. Pelantikan ini menunjukkan seismic shift di masyarakat. "Hah, lulusan SMP menjadi menteri?" itulah tanggapan yang muncul di masyarakat. Apalagi Beliau adalah seorang perokok, bertato, dan suka minum wine. Tidak sedikit yang mencibir Beliau sebagai menteri slengean.
Tetapi, keputusan Presiden sudah bulat. Beliau ingin menunjuk seorang tough doer untuk menyelesaikan masalah kelautan dan perikanan Indonesia. Tidak peduli kebiasaan pribadinya. Tidak peduli gelar akademiknya. Kemampuannya untuk bekerja dan menyelesaikan masalah secara efisien menjadi faktor utama.
Meski seorang doer, kemampuan intelektual Beliau tidak bisa diremehkan. Ini dibuktikan dengan pemberian gelar Doktor Honoris Causa dari UNDIP dan ITS. Berarti, kemampuan intelektual Beliau setara dengan lulusan-lulusan Doktoral (S3). Pemikiran-pemikiran Beliau untuk menyelesaikan masalah kelautan dan perikanan dianggap sebagai inovasi yang bernas.
Beliau membuat penenggelaman kapal asing menjadi norma dalam penegakkan hukum. Cantrang juga dilarang di berbagai tempat. Selain itu, Beliau juga mengajak masyarakat untuk gemar makan ikan. Mulai dari kantor-kantor sampai ke pesantren-pesantren. "Kalau tidak makan ikan, saya tenggelamkan!" Itulah slogan yang digunakan oleh menteri KKP.
Upaya penegakkan hukum dan pembumian makan ikan ini membuat posisi Beliau unik di Kabinet Kerja. Seorang menteri yang populer, jenaka, namun tidak bisa diajak kompromi. Apalagi kalau sudah menyangkut kedaulatan maritim Indonesia. Macam-macam, tenggelamkan saja! Beliau hampir seperti penguasa laut dalam mitologi Jawa yang tidak terima wilayahnya dinodai. Nyi Susi Pudjiastuti.
Bahkan, pelemparan batu akhir-akhir ini tidak membuatnya bergeming. She went with business as usual. Seperti tidak terjadi apa-apa terhadap properti pribadi Beliau. Ini menunjukkan bahwa Beliau adalah pribadi yang kuat dan rela berkorban demi kepentingan laut Indonesia.
Maka dari itu, kita adalah bangsa yang beruntung. Kita memiliki seorang wanita besi yang menguasai lautan kita. Di bawah kepemimpinannya, laut Indonesia semakin baik dan kedaulatannya semakin kuat. Nama Indonesia kembali mencuat sebagai bangsa maritim yang paling depan melawan illegal fishing. She's making Indonesian Waters and Fisheries Great Again.
Jadi, jangan sampai Nyi Susi diganti. Izinkan Beliau menyelesaikan pekerjaanya sampai 2024.
SUMBER
Kompas. Diakses pada 5 Agustus 2019.
YouTube. Diakses pada 5 Agustus 2019.