Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pembangunan Jalan Tol untuk Orang Kaya?

29 Desember 2018   13:15 Diperbarui: 29 Desember 2018   13:21 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bisnis.tempo.co

Bangsa kita sedang merayakan sebuah pencapaian besar. Akhirnya, setelah dua puluh tahun menunggu, jalan tol Trans Jawa sudah tersambung dari Merak, Banten hingga Grati, Pasuruan di Jawa Timur. Terhubungnya kedua wilayah ini dengan jalan tol menunjukkan adanya perkembangan pembangunan infrastruktur jalan yang signifikan di Indonesia.

Ternyata, tidak semua elemen bangsa merayakan pencapaian ini. Masih ada suara-suara yang mengkritik pembangunan jalan tol Trans Jawa. Mereka berkata bahwa pembangunan jalan tol hanya untuk orang-orang kaya yang memiliki mobil. Ketika mendengar atau membaca pernyataan seperti ini, penulis langsung mengurut dada.

Mengapa? Pernyataan ini menunjukkan bahwa si pengkritik tidak memahami atau melupakan adanya multiplier effect dalam perekonomian. Padahal, multiplier effect adalah sebuah konsep fundamental yang harus dipahami oleh setiap orang yang ingin mengkaji sebuah pembangunan infrastruktur.

Apa itu multiplier effect? Efek pengganda adalah sebuah konsep yang menjelaskan bahwa dampak dari belanja dalam perekonomian terhadap pendapatan nasional lebih tinggi dari nilai belanja awal. A 10% increase in spending will increase the national income more than 10%. Kira-kira, begitu gambaran umum dari konsep ini.

Tetapi, bagaimana cara efek pengganda bekerja dalam sendi-sendi perekonomian? Untuk mempermudah dalam menjawab pertanyaan ini, mari kita kontekstualisasikan dalam kasus pembangunan jalan tol Trans Jawa.

Ketika pemerintah memutuskan untuk mempercepat realisasi pembangunan jalan tol Trans Jawa, maka investasi di dalam perekonomian secara makro meningkat. Investasi tersebut melibatkan pembelian beko, aspal, semen, dan berbagai material lainnya yang diperlukan. Tanpa pembelian tersebut, maka pembangunan tidak bisa berjalan.

Ketika perusahaan yang membangun jalan tol membeli barang-barang tersebut, uang tersebut akan bergulir kembali. Bergulir menuju produsen yang membuat semen, beko, aspal, dan berbagai barang lainnya. Ketika uang tersebut mengalir menuju produsen barang-barang tersebut, maka uang tersebut akan menjadi penerimaan bagi mereka.

Penerimaan tersebut pasti digunakan untuk berbagai pengeluaran perusahaan. Mulai dari membayar gaji pegawai, membeli inventaris baru, sampai membeli bahan baku produksi. Jika perusahaan tersebut bia mengelola keuangannya dengan baik, maka sebagian penerimaan tersebut juga menjadi laba bagi perusahaan. Laba inilah yang menjadi sumber ekspansi dan investasi bagi perusahaan tersebut.

Ketika perusahaan tersebut memberikan gaji bagi para pekerjanya, maka pendapatan disposabel secara umum meningkat. Semakin banyak dana yang dapat digunakan untuk konsumsi dan menabung (Yd = C+S). Ketika konsumsi dan tabungan meningkat, maka semakin tinggi pula pendapatan dan investasi dalam perekonomian secara makro.

Rumus Multiplier Effect Belanja Pemerintah dan Investasi.
Rumus Multiplier Effect Belanja Pemerintah dan Investasi.
Selain kepada perusahaan lain, perusahaan pembangunan jalan tol juga membuka lapangan kerja bagi penduduk sekitar wilayah pembangunan. Ketika dibuka lapangan kerja, maka pendapatan disposabel penduduk di sekitar wilayah pembangunan meningkat. Selain bagi penduduk yang bekerja di proyek tersebut, penduduk juga memiliki kesempatan untuk berjualan makanan atau minuman bagi para pekerja ketika proses konstruksi.

Seluruh mekanisme di atas dapat dirangkum dalam satu kalimat. "Another person's spending is another person's income." Belanja seseorang adalah pendapatan bagi orang yang lain.

Ini baru ketika jalan tol tersebut dalam proses konstruksi. Sekarang, jalan tol Trans Jawa ini sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Lalu, apakah efek pengganda berhenti sampai disini? Ternyata tidak.

Efek pengganda masih berlanjut dalam tiga bentuk. Pertama, efisiensi logistik dari segi waktu dan biaya. Kedua, terintegrasinya jalur transportasi yang efisien dengan kawasan-kawasan industri di pulau Jawa. Ketiga, dibukanya tempat peristirahatan/rest area bagi UMKM dan brand lokal untuk berbisnis. Berikut adalah penjelasannya.

Pertama, efisiensi logistik. Dari segi waktu, jalan tol Trans Jawa membuat waktu tempuh antar wilayah lebih singkat. Hal ini bisa mendorong produktivitas produsen dan distributor barang. Sementara, dari segi biaya, jalan tol Trans Jawa membuat biaya logistik barang lebih pasti dan terukur. Mengapa? Kemungkinan adanya biaya tak terduga dalam perjalanan dapat ditekan dengan adanya jalan tol. Selain itu, konsumsi bahan bakar juga lebih irit.

Kedua, integrasi jalur transportasi dengan kawasan industri. Integrasi ini dapat mendorong efisiensi logistik lebih jauh lagi. Truk pengangkut barang tidak perlu lagi melewati jalan arteri. Mereka hanya perlu menuju ke gerbang tol kawasan industri yang bersangkutan, dan masuk menuju jalan bebas hambatan.

Ketiga, terbukanya kesempatan berbisnis bagi UMKM dan brand lokal. "Saya minta di setiap rest area jualannya bukan McD, bukan Kentucky, bukan Starbucks, harus mulai diganti sate, soto, tahu guling, gudeg," kata Presiden Jokowi. Jadi, rest area di jalan tol Trans Jawa digunakan sebagai tempat untuk berjualan bagi UMKM daerah setempat.

Lebih jauh lagi, hal ini dibuktikan dengan vlog Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan Presiden Joko Widodo. Kedua pemimpin ini mempromosikan kopi brand lokal di rest area Kendal, Jawa Tengah. Promosi ini adalah suatu upaya kampanye kepada masyarakat agar mau mencoba produk-produk lokal yang dijual di rest area di jalan tol Trans Jawa.

Selain itu, dari sudut pandang nation building, proyek ini dapat meningkatkan kepercayaan rakyat kepada pemerintahnya. Mengapa? Jalan tol Trans Jawa menunjukkan goodwill dari pemerintah untuk memenuhi aspirasi rakyat akan infrastruktur jalan yang memadai. Confidence inilah yang diperlukan untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.

Sehingga, pembangunan jalan tol Trans Jawa tidak hanya untuk orang kaya. Justru, realisasi pembangunan proyek ini dikebut karena memberikan efek pengganda yang sangat besar terhadap seluruh rakyat Indonesia secara ekonomi. Seluruh rakyat Indonesia menjadi lebih sejahtera dengan adanya dampak ekonomi yang positif dari proyek ini.

Jadi, siapa bilang kita tidak makan dari infrastrukur?

DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.kompas.com. Diakses pada 29 Desember 2018.

https://www.dictionary.com. Diakses pada 29 Desember 2018.

https://www.youtube.com. Diakses pada 29 Desember 2018.

https://properti.kompas.com. Diakses pada 29 Desember 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun