Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemauan, Mewujudkan Energi Baik Membangun Sukma

8 Agustus 2018   15:05 Diperbarui: 8 Agustus 2018   16:26 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://kabar-energi.com/2017/12/12/pgn-bangun-10-reaktor-biogas-di-semarang-wujudkan-desa-mandiri-energi/

Pada tahun 1997, sebuah band legendaris Indonesia, yaitu KLa Project, pernah menyanyikan sebuah lagu berjudul "Tak Bisa ke Lain Hati." Sebagai seorang penggemar lagu-lagu yang puitis, hati penulis selalu tergetar ketika mendengar satu bagian dari lagu tersebut.

"Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud, tercipta nelangsa, merenggut sukma," bunyinya.

Bagi penulis, kutipan ini mengajak para pendengarnya untuk mewujudkan segala keinginan, mimpi, harapan, dan visi dalam kehidupan, agar sukma (jiwa) manusia tersebut tidak hancur oleh rasa menyesal dan sakit hati.

Lalu, apa yang diperlukan oleh kita untuk mewujudkan keinginan tersebut? Salah satu hal penting yang perlu dimiliki adalah kemauan (grit/determination).

Dalam konteks ini, kemauan merujuk pada kekuatan individu untuk melaksanakan misi dan mewujudkan visi dalam kehidupannya. Apa arti pelaksanaan misi dan mewujudkan visi?

Pelaksanaan misi adalah tindakan individu untuk memberikan kontribusi terhadap dunia yang ditempatinya. Sementara, mewujudkan visi sama dengan mengejar mimpi dan idealisme yang dipegang oleh individu tersebut. Apakah kedua variabel memiliki hubungan?

Ada. Individu harus melaksanakan misinya dalam kehidupan, yaitu memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sekitarnya dan kepada dunia yang ditinggalinya, dalam rangka mewujudkan impian dan idealisme yang dipegang. Maka dari itu, keduanya tergabung dalam konsep kemauan.

Lalu, bagaimana peran kemauan dalam menghasilkan energi baik?

Untuk menjelaskannya, penulis akan menggunakan perumpamaan proses eksplorasi gas alam.

Gas alam yang tersimpan di dalam planet kita adalah potensi energi yang kita miliki. Setiap individu memiliki potensi energi masing-masing.

Sementara, kemauan adalah kilang gas yang mengangkat dan mengaktualisasikan potensi energi tersebut. Sehingga, untuk mewujudkan energi baik dalam kehidupan kita, kita perlu memperkuat kemauan yang terdapat di dalam diri.

"Loh, mengapa kemauan sangat penting untuk mewujudkan energi baik dalam kehidupan?" (mungkin) pembaca bertanya.

Pertama, kemauan adalah unsur utama yang membuat manusia terdorong untuk melakukan segala aktivitas dalam kehidupannya, dan memperoleh pengalaman dalam hidup. Individu tidak bisa eksis di dunia ini tanpa adanya kemauan.

Kedua, kemauan juga mendorong pertumbuhan diri seorang insan. Meningkatnya pengalaman hidup membuat individu semakin mampu untuk belajar menjadi insan yang lebih baik.

Ketiga, kemauan juga menciptakan mental seorang penolong yang peduli, peduli terhadap diri sendiri dan peduli terhadap orang lain.

"It is our duty to look after ourselves, and then, also, to look after our neighbors," tegas Margaret Thatcher.

Mentalitas ini muncul dari meningkatnya pengalaman hidup dan pertumbuhan diri, yang sangat dipengaruhi oleh kemauan. Akhirnya, mentalitas ini menjadi dasar pembangunan sukma (jiwa) individu sebagai ciptaan Tuhan. Mengapa?

Ketika terbentuk mentalitas seorang penolong yang peduli melalui pertumbuhan diri dan pengalaman hidup, maka kita sudah melaksanakan misi dalam kehidupan. Kita sudah berkontribusi kepada diri kita sendiri melalui self-help, dan kepada dunia yang kita tinggali dengan menolong orang lain dalam kesusahan (helping others).

Kontribusi inilah yang akan menciptakan dunia yang lebih baik bagi anak dan cucu kita, yang adalah visi dari setiap manusia. Maka, kita perlu mempertahankan kemauan sebagai aktualisator energi tersebut, agar kontribusi itu tetap bertahan. Tetapi bagaimana cara untuk mempertahankan kemauan tersebut?

Bagi penulis, ada tiga cara yang dapat dilakukan setiap individu untuk mempertahankan kemauan di dalam diri.

Pertama, ketahuilah passion and interest masing-masing diri kita. Kedua hal ini adalah pondasi paling kokoh untuk mempertahankan kemauan di dalam diri kita.

Kedua, jangan mencari musuh di antara manusia, namun carilah musuh berupa masalah-masalah yang menimpa di antara manusia. Penulis sendiri hanya memiliki dua musuh bebuyutan dalam hidup ini, yaitu kemalasan dan sosialisme. Keinginan untuk bertempur dan mengalahkan kedua entitas ini memacu kemauan penulis untuk terus menyebarkan energi baik kepada orang-orang lain di sekitar penulis.

Terakhir, carilah sahabat yang dapat memotivasi dan memperkokoh kemauan di dalam diri. Mengapa?

Sahabat adalah orang-orang yang berinteraksi dengan kita secara intensif. Sahabat bisa membawa efek positif dan efek negatif kepada diri kita, termasuk untuk mendorong kemauan dalam diri atau memangkas kemauan dalam diri. Sehingga, sangat penting bagi kita untuk mencari sahabat yang menyokong, bukan merongrong kemauan.

Dr. Klaus Topfer pernah menyatakan, "Sustainable development is the peace policy of the future."

Begitupun dengan pembangunan sukma secara berkelanjutan (sustainable soul development). Inilah satu-satunya upaya yang dapat kita lakukan untuk berdamai dengan diri sendiri dan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun